Atomic Habits – perubahan kecil yang memberikan hasil luar biasa

Reading Time: 4 minutes

Kebiasaan itu seperti atom dalam hidup kita. Setiap kebiasaan merupakan satuan mendasar yang ikut membentuk perbaikan secara keseluruhan. Pada awalnya, rutinitas sangat kecil ini terkesan tak bermakna, tetapi sejalan dengan waktu akan saling membangun dan menjadi bahan bakar untuk kemenangan-kemenangan lebih besar yang berlipat ganda sampai tingkat yang jauh lebih besar daripada biaya investasi awal.

Atomic habit itu kecil sekaligus sangat besar. Inilah makna frasa atomic habit – praktik teratur atau rutin yang tak hanya kecil dan mudah dilaksanakan, tetapi juga sumber kekuatan yang luar biasa; komponen sistem pertumbuhan dengan bunga majemuk.

Mengapa mudah sekali mengulang kebiasaan-kebiasaan buruk dan sulit sekali membentuk kebiasaan-kebiasaan baik ? Tidak banyak hal yang dapat memberikan dampak lebih dahsyat pada hidup kita selain  memperbaiki kebiasaan-kebiasaan sehari-hari kita.

Orang sering merasa sulit untuk mempertahankan kebiasaan-kebiasaan baik lebih dari beberapa hari, bahkan dengan upaya yang tulus dan terkadang dengan dorongan motivasi sesaat. Bagaimanapun berbagai bentuk, kebiasaan itu terkesan melekat untuk selamanya – terutama kebiasaan-kebiasaan yang tidak diinginkan.

Mengubah kebiasaan menjadi sulit karena  dua alasan – kita berusaha mengubah sesuatu, tetapi salah sasaran. Atau kita berusaha mengubah kebiasaan dengan cara yang keliru. Dalam buku The Seven Habits of Highly Effective People, salah satu kebiasaan manusia yang efektif yaitu First Things First – Dahulukan yang utama. Mendahulukan yang utama artinya mengorganisasikan dan melaksanakan apa yang telah direncanakan – tujuan, visi, nilai, dan prioritas tim. Hal sekunder tidak didahulukan dan hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi, dalam hal ini Tim Pengembang memfokuskan perhatiannya pada hal yang paling penting, baik mendesak ataupun tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.

Proses membangun kebiasaan dapat dibagi menjadi empat langkah, sebagai berikut :

  1. Mendapatkan petunjuk (cue).
  2. Menumbuhkan gairah (craving).
  3. Menanggapi (response).
  4. Menikmati hasil (reward).

Menguraikan sesuatu ke dalam komponen-komponen mendasar ini dapat memudahkan kita   apa kebiasaan itu, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana meningkatkannya. Pola empat langkah ini merupakan tulang punggung setiap kebiasaan, dan otak kita melewati langkah-langkah ini dengan urutan yang sama setiap waktu.

Petunjuk memicu gairah, yang memotivasi tanggapan, yang mengantar ke ganjaran, yang memuaskan gairah, dan akhirnya, tekait lagi dengan petunjuk. Bersama-sama, keempat langkah ini membentuk lingkaran umpan balik neurologis – petunjuk, gairah, tanggapan, dan ganjaran – yang memungkinkan kita menciptakan kebiasaan yang otomatis. Siklus ini dikenal dengan lingkaran kebiasaan.

Kita bisa membagi empat tahap ini menjadi dua fase : fase masalah dan fase solusi. Fase masalah terdiri dari petunjuk dan gairah. Hal ini terjadi ketika kita sadar ada sesuatu yang perlu berubah. Fase solusi terdiri dari tanggapan dan ganjaran, yaitu ketika kita beraksi dan meraih perubahan yang kita dambakan.

Manusia pada umumnya senang bergerombol. Kita ingin merasa bersesuaian, terikat dengan yang lain, dan mendapatkan rasa hormat serta persetujuan dari sesama kita. Kecenderungan-kecenderungan seperti ini sangat penting bagi kemampuan bertahan hidup kita. Dalam Sebagian sejarah revolusi, nenek moyang kita hidup dalam kelompok. Terpisah dari kelompok – atau lebih buruk lagi, diusir dari kelompok – sama artinya dengan hukuman mati.

Sementara itu, mereka yang berkolaborasi dan memiliki ikatan dengan yang lain merasa makin aman, dapat mempunyai pasangan, dan bisa menikmati sumber daya bersama. Sebagaimana ditulis oleh Charles Darwin, “Dalam sejarah panjang umat manusia, mereka yang belajar berkolaborasi dan mampu berimprovisasi secara paling efektiflah yang berhasil bertahan hidup”. Akibatnya, salah satu hasrat manusiawi yang paling dalam adalah merasa dimiliki. Preferensi kuno ini memberikan pengaruh yang sangat kuat pada perilaku modern kita.

Pemantauan kebiasaan adalah cara sederhana untuk mengukur apakah kita melakukan suatu kebiasaan. Format yang paling dasar adalah menyediakan kalender dan menyilang tanggal setiap kali kita mempertahankan suatu rutinitas. Sejalan dengan waktu, kalender itu seperti rekaman untuk perjalanan kebiasaan kita.

Pemantauan kebiasaan juga membuat kita tetap jujur. Kebanyakan kita mempunyai pandangan yang terdistorsi tentang perilaku kita sendiri. Kita mengira telah berbuat lebih baik daripada yang sesungguhnya. Pengukuran menawarkan cara untuk mengatasi kebutaan kita terhadap perilaku kita sendiri dan melihat apa yang terjadi sesungguhnya setiap hari.

Kumpulan bakat genetik kita yang unik akan menentukan kepribadian khusus kita. Kepribadian kita adalah seperangkat karakteristik yang konsisten dari situasi ke siatuasi. Analisis ilmiyah paling terbukti tentang bakat kepribadian dikenal dengan “Big Five”, yang diuraikan menjadi lima spektrum perilaku.

  1. Keterbukaan pada pengalaman : dari rasa ingin tahu dan inventif di ujung satu sampai hati-hati dan konsisten di ujung lain.
  2. Kehati-hatian : dari terorganisasi dan efisien sampai santai dan spontan.
  3. Ekstroversi : dari senang bergaul dan bersemangat sampai senang menyendiri dan serius (kita mungkin mengenalnya sebagai ekstrover dan introver).
  4. Kecocokan : dari ramah dan mudah berbelarasa sampai sulit dan egois.
  5. Neurotisme : dari cemas dan peka sampai percaya diri, tenang, dan mantap.

Kebiasaan menciptakan landasan untuk penguasaan sesuatu. Dalam catur, setelah langkah-langkah dasar bidak-bidak catur menjadi otomatis seorang pemain dapat berfokus pada permainan di tingkat berikutnya. Setiap keping informasi yang tersimpan dalam ingatan membuka ruang mental untuk pemikiran yang lebih sulit. Ini berlaku untuk aktivitas atau proyek apapun.

Ketika sangat mengetahui gerakan-gerakan yang sederhana sehingga dapat melakukannya tanpa berpikir, kita bebas untuk  memberikan perhatian pada bagian-bagian  di tingkat yang lebih tinggi. Dengan cara ini, kebiasaan menjadi tulang punggung dalam proses meraih kesempurnaan.

 

Kesimpulan

  1. Kebiasaan adalah bunga majemuk dalam proses perbaikan diri. Menjadi sedikit lebih baik setiap hari ikut berperan dalam kemajuan jangka panjang.
  2. Perubahan-perubahan kecil sering kali terlihat tidak memberikan perbedaan sampai kita menembus ambang batas kritis. Hasil paling dahsyat dalam proses bunga majemuk tidak langsung terjadi, dan kita perlu bersabar.
  3. Atomic habit adalah kebiasaan kecil yang merupakan bagian dari sistem yang lebih besar. Sama seperti atom ikut membangun molekul. Atomic habit adalah unsur pembangunan hasil-hasil-hasil yang menakjubkan.
  4. Kebiasaan adalah perilaku yang telah diulang cukup sering sampai menjadi otomatis. Tujuan akhir kebiasaan adalah memecahkan masalah-masalah dalam hidup dengan energi dan upaya sekecil mungkin.
  5. Apa yang kita kerjakan dengan tekun menjadi lebih mudah – bukan karena sifat tugas tersebut telah berubah, tetapi karena kemampuan kita untuk bekerja lebih meningkat.

 

Referensi

[1] Dweck, Carol S., Mindset-The New Psychology of Success, Random House, Inc.,  New York, 2006.

[2] Clear, James, Atomic Habits, Penguin Publishing Group, New York, 2018.

[3] Covey, Stephen R. The Seven Habits of Highly Effective People, RosettaBooks LLC Newyork, 2009.

[4] Project Management Institute, A Guide to the Project Management Body of Knowledge 7th Edition, Project Management Institute, Inc. Pennsylvania, 2021.

 

 

 

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Previous article
Next article
Dani Pradana
Dani Pradana
Senior Project Manager, Senior Lecturer. Alumni of Universitas Indonesia and Institut Teknologi Bandung
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi