Survival di Era Artificial Intelligence – Chatbot dan ChatGPT

Reading Time: 4 minutes

Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi telah berkembang dengan pesat juga. Informasi adalah bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, dimana informasi tersebut bisa diperoleh dengan lebih mudah dan cepat, sehingga penyampaiannya diharapkan lebih akurat dan jelas. Kecerdasan buatan merupakan salah satu bentuk teknologi yang mengalami perkembangan sangat pesat yang memungkinkan mesin berpikir dan membuat keputusan sendiri, dimana salah satunya adalah teknologi chatbot.

Chatbot atau percakapan dengan robot merupakan sebuah aplikasi kecerdasan buatan yang dapat mensimulasikan percakapan cerdas antar manusia berdasarkan pengetahuan atau informasi yang diberikan. Chatbot juga merupakan agen cerdas yang dapat meniru kemampuan manusia untuk berkomunikasi melalui pesan teks. Untuk memahami bahasa alami manusia, chatbot menggunakan pendekatan Natural Language Processing (NLP) untuk mempelajari dan memproses setiap kata yang diucapkan oleh manusia berupa pesan teks tersebut.

Natural Language Processing (NLP) adalah kombinasi dari ilmu komputer dan bidang kecerdasan buatan yang terkait dengan linguistik. NLP berkaitan dengan bagaimana mesin memahami bahasa manusia untuk saling berinteraksi. Dengan adanya NLP, komputer dapat belajar dan memahami bahasa manusia, sehingga komputer dapat berkomunikasi dengan manusia.

Cara chatbot bekerja dimulai dengan menerima input dari pengguna berupa pesan teks. Sistem kemudian menggunakan NLP untuk memproses input untuk menganalisis, mengidentifikasi, dan menafsirkan makna yang dimaksud oleh pengguna. Sistem akan memverifikasi input makna dan kondisi dari percakapan yang sedang berlangsung. Setelah sistem memahami artinya, sistem akan mencari data yang dianggap sesuai, kemudian respon berupa jawaban yang ditampilkan kepada pengguna berdasarkan struktur dan bahasa manusia. Pembangunan chatbot dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan dari bidang Question and Answering.

ChatGPT adalah chatbot pintar dari perusahaan riset yang berfokus pada tujuan untuk mengembangkan kecerdasan buatan / Artificial intelligence (AI), OpenAI. ChatGPT dapat memahami dan membuat teks dengan cara yang sama seperti manusia melalui teknik pembelajaran mesin dan deep learning untuk memahami konteks dan makna dari suatu percakapan atau pertanyaan, dan membuat jawaban yang sesuai.

ChatGPT dirancang menggunakan big data, sehingga memiliki kemampuan untuk memahami dan berbicara tentang berbagai topik, memiliki kemampuan untuk memahami bahasa dan membuat jawaban yang lebih baik. ChatGPT mempunyai segudang kegunaan yang sangat potensial apabila digunakan dengan sesuai karena chatbot ini dapat menjawab pertanyaan atau perintah menggunakan bahasa natural selayaknya manusia.

ChatGPT bekerja dengan menggunakan teknik deep learning untuk bisa menghasilkan dan memproses bahasa natural seperti manusia. Prosesnya terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

  1. Encode pertanyaan: Pertanyaan yang diterima oleh ChatGPT dikonversi menjadi representasi matematis menggunakan tipe encoder.
  2. Generate prediksi: Dengan menggunakan encoder tersebut, ChatGPT akan membuat prediksi jawaban dengan memproses data training yang diterima selama proses pelatihan.
  3. Decode jawaban: Prediksi jawaban tersebut kemudian dikonversi kembali menjadi teks menggunakan decoder.
  4. Ranking dan seleksi: Dalam beberapa kasus, ChatGPT mungkin membuat beberapa jawaban. Untuk menentukan jawaban yang paling sesuai, ChatGPT menggunakan algoritma ranking dan seleksi yang menilai kecocokan dan relevansi jawaban terhadap pertanyaan.
  5. ChatGPT bekerja dengan mengolah input pertanyaan menjadi representasi matematis, memproses representasi tersebut menggunakan data training yang diterima selama pelatihan, dan menghasilkan jawaban yang sesuai.

 

Kemunculan ChatGPT, sebuah Artificial intelligence (AI) yang sangat dahsyat, sehingga kita bertanya-tanya ke mana arah dunia ini ke depan? Dalam buku “A Whole New Mind” karya Daniel H. Pink, yang menjelaskan karakteristik dunia sekarang, diantaranya :

  1. Automation. Perkembangan teknologi begitu dahsyat, sehingga membuat banyak hal yang tadinya dikerjakan manusia bisa digantikan oleh mesin.
  2. Abundance. Hal ini terlihat di kota-kota besar. Kesenjangan ekonomi mungkin tidak terlalu jauh lagi, terutama di negara-negara besar. Sehingga dalam memutuskan sesuatu seseorang tidak hanya berdasarkan pertimbangan untuk survival.
  3. Asians. Dengan melimpahnya tenaga kerja dari Asia karena globalisasi, kita bisa bekerja di manapun. Bisa bekerja secara online lintas negara, yang membuat persaingan antar tenaga kerja menjadi makin dahsyat, dan sumber tenaga kerja melimpah, terutama dari Asia.

 

Dengan perkembangan dunia yang seperti ini, kemampuan seperti apa yang kita butuhkan ke depan? Ada 6 panduan dari Daniel H. Pink dengan sebutan Six Senses

  1. Kemampuan desain. Kita perlu mengembangkan kemampuan seni untuk membuat sesuatu tidak hanya fungsional, tetapi juga memiliki desain yang cantik, punya cita rasa seni. Membuat sesuatu yang fungsional saja, sudah bisa dilakukan oleh mesin. Tetapi membuat sesuatu dengan desain yang humanis, dan punya cita rasa seni yang menyentuh merupakan domainnya manusia.
  2. Kemampuan untuk bercerita. Memberikan makna pada kumpulan data. Karena sekedar mengumpulkan data, informasi sudah melimpah oleh mesin pencari. Tetapi kemampuan memberikan makna hanya dimiliki oleh manusia yang bisa merajut cerita
  3. Symphony. Kemampuan untuk melihat kaitan antar hal-hal tidak hanya kemampuan analitis – melihat secara spesifik mendetail ke dalam satu hal, tetapi menggabungkan banyak hal, dan berpikir kreatif.
  4. Kemampuan empati. Untuk berpikir dan merasakan seperti apa yang orang lain rasakan, sehingga karya-karya kita menyentuh secara emosional – sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh mesin.
  5. Play. Kemampuan untuk berimajinasi, bermain. Dalam keseriusan, kita tidak melulu serius, tapi juga imajinatif.
  6. Meaning atau purpose. Kemampuan untuk menemukan tujuan yang lebih tinggi. Sebuah karya atau bisnis tidak hanya memberikan keuntungan secara finansial, tetapi juga memiliki dampak untuk kemaslahatan orang banyak, dan menemukan panggilan jiwa yang dengan itu kita bisa berkontribusi untuk orang banyak – fulfilling life

 

Kesimpulan :

  1. ChatGPT dapat memahami bahasa manusia dan membuat jawaban yang sesuai dengan pertanyaan, sehingga sangat berguna dalam aplikasi seperti customer service, dimana ChatGPT dapat membantu menjawab pertanyaan pelanggan dengan cepat dan akurat.
  2. ChatGPT dirancang untuk dapat dikonfigurasi memahami dan membuat jawaban yang sesuai dengan gaya bahasa, topik, dan kebutuhan spesifik. Tergantung dari bagaimana pertanyaan atau chat yang diterima.
  3. ChatGPT memiliki kemampuan untuk membuat jawaban yang mirip dengan teks yang ada sebelumnya. Hal ini membuat risiko terdeteksinya plagiarisme.
  4. ChatGPT tidak memiliki perasaan emosi dan empati, sehingga tidak dapat memahami perasaan dan situasi yang dialami oleh orang lain. Hal ini membuat ChatGPT kurang berguna dalam aplikasi yang membutuhkan interaksi emosional dan personal.

 

Referensi :

[1] Pink, Daniel H., 2006, A Whole New Mind, Penguin Group (USA) Inc., New York.

[2] Purnamasari, Gita, 2022, Rancang Bangun Aplikasi Chatbot Barterin dengan menggunakan Metode Decision Tree, STMIK Bandung, Bandung.

[3] https://academy.alterra.id/blog/chat-gpt-saingan-google/

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Dani Pradana
Dani Pradana
Senior Project Manager, Senior Lecturer. Alumni of Universitas Indonesia and Institut Teknologi Bandung
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi