Agile vs. Fragile: Mengapa Disiplin Teknis Itu Penting? – Seri 12

Reading Time: 2 minutes

Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, konsep Agile sering kali disalah artikan sebagai kebebasan total tanpa proses atau metodologi yang jelas. Padahal, Agile bukan tentang menghilangkan proses, tetapi tentang menggunakan proses yang benar-benar memberikan nilai tambah. Sebaliknya, tim yang bekerja dalam lingkungan “Fragile” (Agile yang salah kaprah) sering mengabaikan proses dan dokumentasi, yang justru berujung pada kegagalan proyek. Artikel ini akan membahas perbedaan utama antara Agile dan Fragile, serta mengapa disiplin teknis dan desain yang baik sangat penting dalam keberhasilan pengembangan perangkat lunak.

Agile: Proses yang Bernilai

Dalam prinsip Agile yang sesungguhnya, proses dan standar bukanlah penghambat, melainkan alat untuk mencapai konsistensi dan kecepatan. Proses yang digunakan harus memiliki tujuan yang jelas dan memberikan manfaat nyata bagi tim serta pelanggan. Beberapa karakteristik utama dari Agile yang sehat meliputi:

  1. Desain sebagai Kunci Keberhasilan. Banyak tim yang mencoba menerapkan Agile tergoda untuk langsung mulai menulis kode tanpa desain yang matang. Hal ini sering kali berujung pada revisi besar-besaran karena asumsi awal yang salah. Dalam Agile yang benar, desain adalah bagian integral dari proyek dan membantu menghindari pekerjaan ulang yang tidak perlu.
  2. Proses Harus Memberikan Nilai. Agile tidak menentang proses, tetapi menentang proses yang tidak memberikan manfaat nyata. Setiap proses harus diuji apakah benar-benar membantu tim dalam memberikan solusi yang diinginkan pelanggan.
  3. Kritik Sehat terhadap Dokumentasi. Permintaan dokumentasi harus dievaluasi secara kritis. Jika suatu dokumen tidak benar-benar membantu meningkatkan kualitas atau efisiensi tim, maka sebaiknya dihilangkan. Dokumentasi hanya diperlukan jika memang memberikan nilai tambah dan mendukung keberhasilan proyek.

Fragile: Salah Kaprah dalam Agile

Tim yang bekerja dalam lingkungan Fragile sering menganggap bahwa menghilangkan semua proses dan dokumentasi adalah cara terbaik untuk mencapai kecepatan. Namun, pendekatan ini justru membuat proyek mereka lebih rentan terhadap kegagalan. Beberapa ciri khas dari Fragile meliputi:

  1. Mengabaikan Proses dan Dokumentasi. Tim Fragile sering mengeliminasi semua proses demi kecepatan, tanpa menyadari bahwa proses yang baik justru membantu mereka menghindari kesalahan yang mahal.
  2. Kurangnya Perencanaan dan Desain. Dalam lingkungan Fragile, desain dianggap sebagai pemborosan waktu. Akibatnya, proyek sering kali mengalami kesalahan yang bisa dihindari jika perencanaan yang lebih baik dilakukan sejak awal.
  3. Eksekusi yang Tidak Terstruktur. Tanpa proses yang jelas, proyek dalam lingkungan Fragile seringkali berjalan secara ad hoc dan tidak memiliki arahan yang solid. Hal ini berujung pada ketidakefektifan tim dalam mencapai tujuan proyek.

Mengapa Disiplin Teknis Itu Penting?

Prinsip keunggulan teknis dalam Agile menekankan bahwa perhatian terus-menerus terhadap desain yang baik dapat meningkatkan kelincahan tim. Dengan memiliki struktur yang tepat, tim dapat bekerja lebih cepat dan lebih efisien tanpa mengorbankan kualitas. Oleh karena itu, penting bagi setiap tim untuk:

  • Menjaga keseimbangan antara fleksibilitas dan struktur.
  • Menggunakan proses yang benar-benar membantu dalam pengiriman nilai.
  • Menghindari jebakan Fragile dengan tetap menghargai dokumentasi dan desain yang relevan.

Kesimpulan

Agile bukanlah tentang menghilangkan semua proses dan dokumentasi, melainkan tentang menggunakan proses yang benar-benar memberikan nilai tambah bagi tim dan pelanggan. Sebaliknya, Fragile adalah bentuk Agile yang salah kaprah, di mana semua proses dihilangkan tanpa pertimbangan yang matang. Untuk mencapai keberhasilan dalam pengembangan perangkat lunak, tim harus menerapkan disiplin teknis yang tinggi, merancang sistem dengan baik, dan memastikan bahwa setiap proses yang digunakan benar-benar membantu mencapai tujuan proyek. Dengan pendekatan yang tepat, Agile dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tim dalam menghasilkan solusi berkualitas tinggi.

Referensi

  1. Admin. (18 Maret 2013). Agile vs Fragile: Technical Discipline Matters. Diakses dari https://www.northwaysolutions.com/agile-vs-fragile-technical-discipline-matters/
  2. Cunningham, W. (2001). Manifesto for Agile Software Development. Diakses dari https://agilemanifesto.org/
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Suparjo
Suparjo
Data Science Enthusiasm, Founder of KEBUN (Kelas Edukasi Berbagi Untuk Negeri), Independent English Teacher.
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi