Meta Vs Neuralink: Perlombaan Menuju Era Baru Interaksi Manusia-AI

Reading Time: 3 minutes

Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin mendekatkan manusia dengan interaksi yang sebelumnya hanya bisa dibayangkan dalam fiksi ilmiah. Baru-baru ini, Meta mengumumkan terobosan luar biasa dalam teknologi pemindaian otak, yang memungkinkan AI membaca pikiran dengan akurasi hingga 80%. Keberhasilan ini dicapai tanpa perlu implan otak, menjadikannya sebagai inovasi yang lebih aman dan dapat diterapkan dalam waktu dekat. Sementara itu, Neuralink—perusahaan milik Elon Musk—masih berusaha mendapatkan persetujuan FDA untuk menguji implan otaknya pada manusia. FDA (Food and Drug Administration), adalah  badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat yang bertanggung jawab untuk mengatur keamanan dan efektivitas obat, perangkat medis, makanan, serta produk biologi.

Dengan dua pendekatan berbeda ini, perlombaan untuk menguasai teknologi antarmuka otak-komputer (BCI, Brain-Computer Interface) semakin memanas. Namun, apakah perkembangan ini membawa lebih banyak manfaat atau justru ancaman bagi privasi dan kebebasan berpikir manusia?

Teknologi Meta: Non-Invasif dan Sudah Berhasil

Meta berhasil mengembangkan teknologi AI yang mampu mendekodekan pikiran manusia menjadi teks tanpa perlu prosedur bedah. Terobosan ini dikembangkan oleh Laboratorium Kecerdasan Buatan Fundamental (FAIR, Fundamental Artificial Intelligence Research) di Paris, yang menggunakan pemindaian otak dari relawan yang menonton video. Dengan menganalisis aktivitas otak, AI dapat memprediksi apa yang sedang dilihat oleh subjek dan mengonversinya menjadi kata-kata secara real-time. Teknologi ini membuka berbagai kemungkinan, terutama dalam membantu individu dengan keterbatasan fisik untuk berkomunikasi lebih mudah.

Keunggulan utama dari metode ini adalah pendekatan non-invasifnya. Tanpa perlu implan atau operasi, sistem ini dapat diterapkan lebih cepat dan lebih aman bagi pengguna. Bahkan, Meta telah mengumumkan bahwa proyek ini bersifat open-source, memungkinkan para peneliti lain untuk mengembangkan dan menyempurnakannya lebih lanjut.

Teknologi Neuralink: Inovasi yang Masih dalam Pengujian

Di sisi lain, Neuralink memilih pendekatan yang lebih berani dengan mengembangkan implan otak yang memungkinkan manusia berinteraksi langsung dengan komputer. Meskipun pendekatan ini menjanjikan kontrol yang lebih presisi atas sistem komputer, tantangan utamanya adalah prosedur invasif yang memerlukan operasi bedah untuk menanamkan perangkat di dalam otak.

Neuralink masih dalam tahap pengujian pada hewan dan sedang menunggu persetujuan untuk memulai uji coba pada manusia. Jika berhasil, teknologi ini berpotensi mengubah cara manusia berinteraksi dengan perangkat elektronik, memungkinkan komunikasi yang lebih cepat dan akurat. Namun, ada kekhawatiran terkait risiko medis serta implikasi etis dari penanaman perangkat dalam otak manusia.

Implikasi dan Tantangan

Perkembangan teknologi ini membawa berbagai manfaat dan tantangan yang perlu dipertimbangkan. Beberapa manfaat utama meliputi:

  • Membantu pasien lumpuh berkomunikasi: Teknologi ini dapat menjadi solusi bagi individu dengan keterbatasan fisik yang tidak dapat berbicara atau mengetik.
  • Memahami bagaimana pikiran terbentuk: Dengan mendekodekan aktivitas otak, ilmuwan dapat memperoleh wawasan baru tentang cara kerja otak manusia.
  • Revolusi dalam interaksi manusia-AI: Teknologi ini dapat mengubah cara manusia berinteraksi dengan komputer, memungkinkan kontrol perangkat hanya dengan pikiran.

Namun, ada pula tantangan yang perlu diatasi:

  • Masalah privasi: Jika AI dapat membaca pikiran, bagaimana cara memastikan bahwa data tersebut tidak disalahgunakan?
  • Implikasi etis: Apakah aman dan etis jika manusia mulai mengandalkan perangkat implan otak untuk meningkatkan kemampuan kognitif mereka?
  • Aksesibilitas: Apakah teknologi ini akan tersedia bagi semua orang atau hanya bagi mereka yang mampu membayar mahal?

Kesimpulan

Perlombaan antara Meta dan Neuralink dalam mengembangkan teknologi antarmuka otak-komputer menandai era baru dalam hubungan manusia dengan AI. Meta telah mencapai keberhasilan besar dengan pendekatan non-invasifnya, sementara Neuralink masih berupaya membawa implan otak ke tahap pengujian manusia. Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing, tetapi keduanya juga berpotensi mengubah dunia secara drastis.

Pertanyaan besar yang masih menggantung adalah: Akankah manusia mulai mengirim pesan teks dengan pikiran mereka sebelum Neuralink berhasil melakukan uji coba pertamanya pada manusia? Apa pun jawabannya, satu hal yang pasti—masa depan kognisi manusia telah tiba, dan kita semua akan menjadi bagian dari perubahan besar ini.

Referensi

T, Maxim. (17 Februari 2015). Meta just broke the brain barrier [Postingan di LinkedIn]. Diakses dari https://www.linkedin.com/feed/update/urn:li:activity:7297178464908959744/

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Suparjo
Suparjo
Data Science Enthusiasm, Founder of KEBUN (Kelas Edukasi Berbagi Untuk Negeri), Independent English Teacher.
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi