Dalam era global yang semakin terpengaruh oleh isu lingkungan dan perubahan iklim, manajemen proyek kini memiliki tanggung jawab yang lebih luas daripada sekadar mengelola waktu, biaya, dan lingkup pekerjaan. Kini, peran manajemen proyek harus bersifat strategis dalam mencapai keberlanjutan dan mendukung perkembangan karir hijau.
Keberlanjutan atau sustainability adalah konsep yang menekankan bahwa pembangunan harus memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Komisi (Brundtland, 1987) melalui laporan “Our Common Future”. Seiring dengan krisis perubahan iklim, penurunan keanekaragaman hayati, dan peningkatan polusi yang mengancam ekosistem global, penerapan keberlanjutan menjadi semakin penting.
Keberhasilan dalam keberlanjutan tidak mungkin dicapai tanpa manajemen proyek yang efektif dan terstruktur. Manajemen yang baik memastikan inisiatif keberlanjutan tidak hanya selesai tepat waktu dan sesuai anggaran, tetapi juga memberikan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat.
Penelitian oleh (Toljaga-Nikolić et al., 2020) menunjukkan bahwa organisasi yang berorientasi proyek, baik di sektor publik maupun swasta, mengalami tantangan dalam mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam manajemen proyek. Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip keberlanjutan, terutama di sektor publik. Sektor publik cenderung menggunakan metodologi manajemen proyek PMI, sedangkan sektor swasta lebih banyak menggunakan metodologi Agile atau yang dikembangkan secara internal.
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa kompetensi utama bagi manajer proyek berkelanjutan meliputi komunikasi, pengambilan keputusan, dan kepemimpinan. Untuk meningkatkan hasil proyek yang berkelanjutan, organisasi perlu fokus mengembangkan keterampilan ini serta mengadopsi metodologi yang mendukung integrasi keberlanjutan dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Dalam praktiknya, manajemen proyek yang berkelanjutan berfokus pada empat prinsip utama:
- Pengelolaan Sumber Daya yang Bijak: Meminimalkan penggunaan sumber daya terbatas dan memastikan proyek mendukung kelestarian ekosistem.
- Inovasi untuk Solusi Kreatif: Pemimpin proyek harus terbuka terhadap inovasi yang dapat mendukung tujuan keberlanjutan.
- Pengelolaan Risiko yang Proaktif: Menilai dan mengelola risiko, terutama risiko lingkungan, menjadi elemen krusial.
- Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan: Kerjasama dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga komunitas lokal, sangat penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan.
Dengan meningkatnya kesadaran tentang keberlanjutan, konsep karir hijau atau green careers juga semakin populer. Menurut International Labour Organization (ILO) (Ilo, 2011), pekerjaan hijau adalah pekerjaan yang berkontribusi pada pelestarian atau pemulihan lingkungan. Manajemen proyek yang berhasil dalam konteks keberlanjutan memainkan peran kunci dalam menciptakan lebih banyak peluang karir hijau di berbagai sektor.
Evaluasi keberlanjutan juga memegang peran penting dalam menilai dampak proyek. Melalui metrik Environmental, Social, and Governance (ESG), manajer proyek dapat mengidentifikasi kontribusi proyek terhadap keberlanjutan. ESG mencakup aspek lingkungan, seperti perubahan iklim dan penggunaan energi, aspek sosial seperti hubungan karyawan, serta aspek tata kelola seperti manajemen risiko.
Salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam manajemen proyek berkelanjutan adalah model ABCD dari The Natural Steps (TNS) (Upham, 2000), yang terdiri dari empat tahap:
- Awareness and Visioning: Membangun kesadaran dan visi organisasi tentang peran mereka dalam keberlanjutan.
- Baseline Analysis: Menganalisis kondisi saat ini dan mengevaluasinya berdasarkan prinsip keberlanjutan.
- Creative Solutions: Mencari solusi kreatif untuk mencapai visi keberlanjutan.
- Decision on Priorities: Menentukan prioritas tindakan untuk mencapai tujuan keberlanjutan.
Penilaian ESG yang kuat dapat berdampak positif pada kinerja saham perusahaan. Studi oleh (Sugiarto et al., 2023) menunjukkan bahwa skor ESG yang tinggi sering dikaitkan dengan peningkatan nilai saham, karena keberlanjutan semakin dianggap penting oleh investor dan pemangku kepentingan.
Penelitian oleh (Kyriakogkonas et al., 2022) mengenai integrasi kriteria ESG dalam manajemen proyek bisnis menegaskan bahwa penerapan ESG tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan dan sosial, tetapi juga meningkatkan daya saing bisnis, menarik investor, dan memaksimalkan efisiensi sumber daya. Mereka menyarankan agar perusahaan mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam siklus hidup proyek serta melibatkan pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan untuk memastikan proyek memberikan dampak positif jangka panjang.
Selain itu, sertifikasi dalam keberlanjutan menjadi penting bagi individu yang terlibat dalam proyek hijau. Sertifikasi ini membantu meningkatkan kompetensi dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi strategi keberlanjutan. Penelitian oleh (Martínez-Perales et al., 2018) tentang pengaruh sertifikasi sistem manajemen terhadap keberlanjutan dalam manajemen proyek di sektor energi Spanyol menemukan bahwa sertifikasi seperti ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001 memiliki dampak positif signifikan terhadap kesuksesan proyek. Mereka merekomendasikan penerapan sertifikasi keberlanjutan seperti ISO 14001 untuk manajemen lingkungan, ISO 50001 untuk manajemen energi, dan ISO 45001 untuk kesehatan dan keselamatan kerja, untuk mendukung keberhasilan proyek dan integrasi keberlanjutan dalam operasi perusahaan.
Pada akhirnya, manajemen proyek berkelanjutan tidak hanya mengubah cara kita memandang keberhasilan proyek, tetapi juga berperan dalam membentuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Keterlibatan aktif dalam proyek berkelanjutan, pengelolaan risiko lingkungan, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan akan menjadi kunci dalam memastikan keberhasilan jangka panjang yang berdampak positif bagi generasi mendatang.
Daftar Pustaka
Brundtland, G. (1987). Report of the World Commision on Environement and Development: Our Common Future. Oxford Paperbacks, Report of.
Ilo. (2011). Green jobs becoming a reality Progress and outlook 2012. Energy.
Kyriakogkonas, P., Garefalakis, A., Pappa, E., & Kagias, P. (2022). Sustainable Project Management under the Light of ESG Criteria: A Theoretical Approach. Theoretical Economics Letters, 12(06). https://doi.org/10.4236/tel.2022.126083
Martínez-Perales, S., Ortiz-Marcos, I., Ruiz, J. J., & Lázaro, F. J. (2018). Using certification as a tool to develop sustainability in Project Management. Sustainability (Switzerland), 10(5). https://doi.org/10.3390/su10051408
Sugiarto, A., Puspani, N. N., & Fathia, F. (2023). ESG Leverage towards Stock Performance in Indonesia Stock Exchange. International Journal of Energy Economics and Policy, 13(5). https://doi.org/10.32479/ijeep.14384
Toljaga-Nikolić, D., Todorović, M., Dobrota, M., Obradović, T., & Obradović, V. (2020). Project management and sustainability: Playing trick or treat with the planet. Sustainability (Switzerland), 12(20). https://doi.org/10.3390/su12208619
Upham, P. (2000). Assessment of The Natural Step theory of sustainability. Journal of Cleaner Production, 8(6). https://doi.org/10.1016/S0959-6526(00)00012-3