Dalam sebuah perusahaan startup atau perusahaan rintisan, peran seorang pemimpin perusahaan, yang biasanya disebut sebagai Chief Executive Officer (CEO) menjadi sangat vital. Jika diibaratkan sebuah tim sepakbola, seorang CEO dalam suatu startup dapat menjadi goalkeeper (penjaga gawang), defender (pemain belakang), midfielder (gelandang), dan juga forward (penyerang).
CEO berperan sebagai seorang penjaga gawang ketika ia menghadang beban operasional yang overload, misalnya. Lalu ketika seorang CEO mengawal setiap proyek agar dapat berjalan dengan baik dan tidak menyimpang dari sasaran, ia berperan bagaikan seorang pemain belakang yang membantu mengawal agar gawang tidak kebobolan. CEO juga bisa berperan sebagai gelandang yang mengatur ritme berjalannya perusahaan agar dapat mendapatkan revenue dan menghasilkan profit. Sedangkan, CEO sebagai penyerang adalah ketika ia berusaha menggolkan (memperoleh deal) suatu proyek dan menghasilkan Perjanjian Kerja Sama (PKS) ataupun invoice pembelian suatu produk dari seorang pelanggan/klien.
Dengan seiring bertambah besarnya bisnis yang dipimpin, untuk memenuhi formasi yang ideal tersebut, biasanya CEO akan dibantu oleh beberapa C-Level lainnya yang membantu dalam bidang Keuangan, Sumber Daya Manusia, Riset dan Pengembangan, Sales and Marketing, Product Management Officer, hingga Tim Operasional. Dalam artikel ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk sedikit memahami peran CEO sebagai forward (penyerang), yakni sebagai ujung tombak penjualan.
Mengapa peran seorang CEO sebagai ujung tombak penjualan sangat penting? Untuk mendapatkan jawaban yang lebih jelas, penulis akan memberikan sudut pandang berdasarkan pengalaman yang penulis dapatkan dan juga berdasarkan sebuah artikel dalam Harvard Business Review Magazine March-April 2021 yang berjudul “When CEOs Make Sales Calls”. Seorang pemimpin/CEO diharapkan dapat lebih lincah dalam menerapkan strategi penjualan produk yang dilakukan, agar produk yang dibangun oleh perusahaan rintisan dapat memberikan solusi yang inovatif. Dengan seiring penjualan produk yang meningkat, otomatis hal ini akan memberikan dampak yang besar dalam kelangsungan hidup perusahaan rintisan tersebut. Semakin berkualitas sebuah produk yang dihasilkan, semakin mampu untuk meningkatkan revenue growth bagi perusahaan rintisan.
Lalu, bagaimana caranya seorang pemimpin bisa ikut terlibat atau bertemu dengan klien secara langsung? Apa saja yang harus dilakukan olehnya pada kondisi seperti ini? Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam konteks perusahaan rintisan:
- The Situation. Dalam hal ini seorang pemimpin/CEO pada sebuah perusahaan startup diharapkan bisa membaca situasi dengan cepat. Situasi tersebut dapat juga memberikan pandangan, ide, dan gagasan mengenai produk yang akan dikembangkan. Dalam hal ini, mencari “pain point” dari calon klien menjadi kunci agar solusi/produk yang diberikan bisa diberikan dapat menjawab permasalahan yang sedang dihadapi. Kemudian, tentu saja kejelian dan ketepatan seorang pemimpin/CEO dalam hal ini memungkinkan ia segera melakukan penugasan-penugasan sebagai tindak lanjut yang harus dilakukan oleh semua tim agar ide produk/solusi tersebut dapat terlaksana dengan baik.
- The Types of Involvement. Dalam hal ini seorang pemimpin/CEO dapat memberikan bantuan atau terlibat di dalam sebuah proyek berdasarkan kebutuhan dan sudut pandang sebagai pengguna. Pemimpin/CEO dapat terlibat pada fase awal dalam penyusunan dan pengumpulan informasi, kemudian dapat juga terlibat dalam proses desain aplikasi/produk dengan memberikan saran/masukan hingga best practice yang dapat dilakukan tim. Pemimpin/CEO/leader dapat terlibat di segala bidang secara umum maupun terlibat secara spesifik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
- The Goal. Seorang pemimpin/CEO mesti dapat memberikan tujuan utama dalam memberikan solusi sesuai dengan poin pertama di atas. Misalnya, ketika proses implementasi produk ke calon klien, maka tujuan utamanya adalah aplikasi atau produk yang di-install dapat berfungsi dengan baik dan digunakan dengan baik. Seorang pemimpin/CEO dapat pula memiliki goal lain sebagai backup plan jika pada saat proses berjalan ada halangan dan rintangan sehingga aplikasi atau produk tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Pentingnya membagi tujuan menjadi beberapa poin opsional juga lumrah dilakukan selama tujuan akhirnya adalah memberikan solusi terbaik bagi calon klien.
Sebagai seorang penyerang dalam sebuah perusahaan rintisan, seorang CEO harus lincah dalam melihat setiap peluang dan kesempatan yang ada serta mendorong dilakukannya tindak lanjut secara cermat dan cepat. Penulis berharap suatu saat rekan-rekan pembaca dapat menjadi seorang pemimpin/CEO yang lincah dalam suatu bidang dan ketika memiliki ide-ide cemerlang mampu mengembangkan dan mengimplementasikan ide tersebut menjadi kenyataan dengan membentuk perusahaan rintisan sesuai bidang yang dikuasai.
Referensi
- When CEOs Make Sales Calls (by Noel Capon & Christoph Senn), Harvard Business Review March-April 2021 Magazine Edition, Page 39-47
- https://www.jurnal.id/id/blog/mengenal-bisnis-Startup-peluang-dan-tips-untuk-memulainya/