Dalam dunia bisnis atau yang lebih kita kenal dengan istilah “dunia kerja” saat ini, terdapat beberapa istilah yang mungkin terdengar asing bagi kita. Mulai dari istilah investor, merger, akuisisi bahkan pailit. Istilah-istilah tersebut merupakan cerminan kondisi pada sebuah perusahaan baik itu perusahaan rintisan maupun perusahaan yang sudah stabil. Kondisi yang dimaksud adalah dimana Top Manajemen atau Pimpinan Perusahaan menerapkan strategi yang tepat dan efektif dalam menjalankan bisnis sesuai dengan bidang yang dikuasai pada suatu titik tertentu.
Belakangan ini, terdapat fenomena viral yang menyebabkan sebuah perusahaan mengikuti langkah-langkah yang sudah dilakukan perusahaan lain dalam membuat sebuah branding produk atau iklan kepada masyarakat. Ada yang berhasil dengan menerapkan strategi yang sama, banyak juga yang gagal karena waktu viral sudah berakhir dan tidak mendapatkan respon yang baik dari masyarakat. Nah bagaimanakah strategi yang baik, Bertahan atau Menyerang jika menghadapi situasi dan kondisi tertentu? Berikut penulis berikan sudut pandang serta hasil Analisa yang didapatkan setelah membaca HBR-2022-01 sebagai berikut:
- Bertahan untuk mengatur Strategi terbaik
Seperti yang kita ketahui bersama, banyak perusahaan rintisan yang melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pegawai. Langkah ini di ambil untuk meminimalisir resiko yang akan terjadi, bisa dikategorikan sebagai langkah bertahan untuk dapat melakukan kegiatan operasional dalam jangka waktu ke depan. Pengaturan dan penyusunan strategi perlu dilakukan Top Manajemen atau Pimpinan perusahaan agar dapat bertahan dari gempuran badai yang dihadapi selama proses operasional berjalan. Dan tentunya langkah-langkah yang akan di ambil atau dilakukan perlu di diskusikan oleh semua stakeholder yang ada di dalam perusahaan.
- Buat Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk Mitigasi Resiko terkait dengan kendala operasional, baik yang prioritas rendah hingga prioritas tinggi.
- Komunikasikan kepada semua elemen perusahaan, baik di level staff sampai di level senior manajemen agar tercipta situasi dan kondisi yang kondusif dalam rangka bertahan dari isu resesi.
- Menyerang untuk mempertahankan Perusahaan
Merujuk pada poin 1, sebagai langkah antisipasi kita sudah membuatkan SOP untuk mitigasi resiko yang akan timbul dan bagaimana cara penanganan dan menghadapi resiko tersebut. Langkah selanjutnya adalah Menyusun strategi untuk menyerang dan aktif melakukan kegiatan atau tindakan yang dapat membantu agar perusahaan mendapatkan revenue untuk penunjang kegiatan operasional. Semua elemen pegawai dapat mencari referensi atau ikut berjualan produk perusahaan kepada calon pengguna baik secara langsung maupun tidak langsung. Kemudian membuat program yang dapat memberikan semangat kepada internal pegawai:
- Buat Peraturan Internal untuk Referal Bonus, dengan adanya peraturan tersebut semua elemen pegawai akan mencoba yang terbaik untuk “menyerang” dengan menjual produk perusahaan kepada rekan/sanak keluarga/orang terdekat agar bisa memberikan manfaat guna dari produk yang dihasilkan.
- Memberikan Employee Engagement yang baik kepada semua elemen pegawai di perusahaan agar mereka mampu bekerja bersama untuk mencapai Visi dan Misi perusahaan dalam kondisi apapun.
Lesson Learned
Berdasarkan pengalaman penulis pilihan untuk bertahan maupun menyerang dalam dunia kerja dimana kita terlibat di dalamnya adalah hal yang wajar, namun alangkah baiknya hal tersebut terkait kebijakan bertahan atau menyerang dikomunikasikan dengan baik kepada semua elemen pegawai. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka tercipta situasi dan kondisi yang kondusif baik saat ini maupun dikemudian hari. So, bagi rekan-rekan yang membaca bisa juga memberikan saran/masukan serta kritiknya jika ada yang mungkin kurang sesuai. Atau ada yang sependapat dengan saya? Saya tunggu di kolom komentar ya!!! Terima kasih.
Referensi
- HBR-2022-01 Page 37 – 39
- https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/manokwari/id/data-publikasi/berita-terbaru/3030-manajemen-risiko-tujuan,-kategori,-dan-mitigasi.html
https://www.dictio.id/t/mengapa-perusahaan-perlu-melakukan-mitigasi-risiko/15716/2