Agile vs. Fragile: Menemukan Keseimbangan dalam Proses dan Dokumentasi – Seri 16

Reading Time: 3 minutes

Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, Agile telah menjadi pendekatan yang banyak diadopsi karena fleksibilitas dan fokusnya pada kolaborasi. Namun, ada kesalahpahaman yang cukup umum di kalangan beberapa tim Agile bahwa metodologi ini menolak proses dan dokumentasi. Akibatnya, banyak tim justru terjebak dalam pendekatan “Fragile”, di mana mereka keliru menganggap bahwa segala bentuk dokumentasi tidak diperlukan. Padahal, keseimbangan antara proses, dokumentasi, dan fleksibilitas sangatlah penting untuk keberhasilan proyek.

Kesalahpahaman tentang Dokumentasi dalam Agile

Salah satu tantangan utama yang sering dihadapi penguji dalam tim Agile adalah kurangnya dokumentasi yang memadai. Ketika mereka meminta dokumentasi, pengembang sering kali menolak dengan alasan bahwa Agile mengutamakan “individu dan interaksi lebih dari proses dan alat”. Mereka beranggapan bahwa komunikasi verbal sudah cukup untuk memastikan semua pihak memahami kebutuhan proyek. Sayangnya, pendekatan ini sering kali menyebabkan kesalahpahaman dan kurangnya kejelasan tentang apa yang harus diuji.

Menurut Jim Highsmith dari Agile Alliance, Agile tidak menolak metodologi, proses, atau dokumentasi. Justru, Agile bertujuan mengembalikan keseimbangan dalam penggunaannya. Dokumentasi yang berlebihan dan jarang diperbarui memang menjadi hambatan dalam pengembangan perangkat lunak, tetapi itu tidak berarti dokumentasi harus dihilangkan sepenuhnya. Sebaliknya, dokumentasi harus bersifat aktif dan membantu tim mencapai kesuksesan dengan cepat dan efisien.

Jangan membuat dokumen hanya untuk arsip sejarah, tetapi buatlah dokumen yang aktif dan benar-benar membantu tim mencapai kesuksesan.

Menemukan Keseimbangan antara Proses dan Fleksibilitas

Salah satu tantangan terbesar dalam penerapan Agile adalah menentukan sejauh mana proses dan dokumentasi diperlukan. Jika tim terlalu fokus pada proses tanpa fleksibilitas, mereka dapat kehilangan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan. Sebaliknya, jika tim mengabaikan proses sama sekali, mereka berisiko menciptakan lingkungan yang kacau dan sulit dikendalikan.

Sebagai contoh, dalam industri dirgantara, dokumentasi sangat penting karena menyangkut keselamatan dan keandalan sistem. Tanpa gambar teknik dan dokumentasi perangkat lunak yang jelas, mustahil untuk memproduksi dan menguji kendaraan luar angkasa. Meskipun pengembangan perangkat lunak untuk bisnis tidak selalu menghadapi risiko sebesar itu, penting untuk memahami bahwa aplikasi yang dikembangkan tetap memiliki peran krusial bagi keberlanjutan bisnis. Jika sebuah aplikasi gagal, maka dampaknya bisa sangat besar terhadap produktivitas dan keuntungan perusahaan.

Peran Dokumentasi dalam Mengurangi Kesalahpahaman

Tanpa dokumentasi yang jelas, komunikasi antar anggota tim dapat menjadi ambigu. Setiap individu memiliki latar belakang, pengalaman, dan sudut pandang yang berbeda, sehingga interpretasi terhadap suatu konsep bisa bervariasi. Sebagai analogi, jika diminta menggambar serangga (bug), setiap orang mungkin akan menghasilkan gambar yang berbeda—ada yang menggambar belalang, kepik, laba-laba, atau bahkan mobil Volkswagen (VW Bug). Hal yang sama berlaku dalam komunikasi proyek: tanpa dokumentasi yang jelas, setiap anggota tim mungkin memiliki pemahaman yang berbeda mengenai persyaratan dan spesifikasi proyek.

Dokumentasi yang efektif berfungsi sebagai alat untuk mengurangi kesenjangan interpretasi ini. Bukan berarti harus ada ratusan halaman dokumentasi yang tidak pernah diperbarui, tetapi cukup untuk memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang sama mengenai tujuan, fitur, dan spesifikasi proyek.

Kesimpulan

Agile bukanlah metodologi yang menolak proses dan dokumentasi, melainkan mencari keseimbangan yang tepat agar proyek dapat berjalan secara efisien tanpa terbebani oleh birokrasi yang tidak perlu. Tim yang benar-benar memahami Agile akan menyadari bahwa dokumentasi yang tepat dan proses yang seimbang justru mendukung keberhasilan proyek, bukan menghambatnya.

Dalam dunia bisnis yang bergerak cepat, penting bagi tim Agile untuk tetap fleksibel, tetapi juga memiliki struktur yang cukup untuk memastikan kualitas dan keberlanjutan proyek. Dokumentasi yang aktif dan relevan akan membantu mengurangi kesalahpahaman, meningkatkan efisiensi kerja, dan memastikan bahwa produk akhir sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dengan memahami prinsip ini, tim Agile dapat menghindari jebakan menjadi tim “Fragile” yang kehilangan arah karena kurangnya dokumentasi dan proses yang terstruktur.

Referensi

  1. Admin. (15 April 2013). Agile vs Fragile: What the Agile Manifesto means for processes and documentation. Diakses dari https://www.northwaysolutions.com/agile-vs-fragile-agile-manifesto/
  2. Cunningham, W. (2001). Manifesto for Agile Software Development. Diakses dari https://agilemanifesto.org/
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Suparjo
Suparjo
Data Science Enthusiasm, Founder of KEBUN (Kelas Edukasi Berbagi Untuk Negeri), Independent English Teacher.
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi