Melanjutkan Seri 01: Analisa Penerapan Agile pada Proyek di Pemerintahan berdasarkan hasil analisis penulis pada artikel sebelumnya dan berdasarkan pengalaman bekerja di Instansi Pemerintahan kurang lebih 7 tahun sebagai Staff IT, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi para Pembaca yang mendapatkan “kesempatan” sebagai Person In Charge (PIC) sebuah Proyek. Yaitu dari konsep Agile ini dapat diterapkan ke manajemen proyek yang kita pegang terkait Perencanaan, Desain, Pengembangan, Testing, Rilis hingga mendapatkan Feedback dari proyek yang dijalankan. Di Beberapa Kementrian saat ini, ada yang sudah lebih concern untuk membentuk 1 divisi terkait Product Management atau Digital Innovation yang menangani hal-hal terkait penerapan Agile ini. Adapun yang perlu kita lakukan atau terapkan adalah sebagai berikut:
Konsep Agile saat ini di Pemerintahan | Hal-hal yang bisa kita lakukan menjadi lebih baik |
Perencanaan 🡪 Sebelumnya untuk KAK, kita biasanya copy paste dari KAK sebelumnya dan merubah item serta tahun saja | ● Membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK) sebuah proyek dengan jelas dan lebih umum. Diharapkan dapat membuat perencanaan yang matang disertai dengan data-data proyek sebelumnya yang dapat dijadikan Lesson Learned. |
Desain 🡪Sebelumnya kita tidak mau tau terkait desain, dan menyerahkan hal ini kepada vendor yang mengerjakan | ● Membuat Desain Aplikasi/ kebutuhan aplikasi berdasarkan informasi yang didapatkan dari Divisi/Bagian yang membutuhkan aplikasi penunjang. Dari sisi fungsi aplikasi hingga output yang diharapkan dapat memberikan solusi. |
Pengembangan 🡪 Sebelumnya kita tidak memperhatikan saran atau masukan pengembangan karena merasa kita sudah sibuk dan tidak sempat melakukan pengembangan | ● Jika aplikasi sebelumnya sudah pernah dibuat, dapat dilakukan evaluasi dan testing dari tim Audit/Quality Assurance (QA). Dan dapat dilakukan klarifikasi kembali kepada Divisi/Bagian yang membutuhkan fitur pengembangan produk tersebut untuk harapan pengembangan yang dapat dilakukan dan solusi yang diharapkan. |
Testing 🡪 Sebelumnya kita testing hanya blackbox saja yang penting aplikasi berjalan, tidak melakukan testing secara intensif dan berkelanjutan pada aplikasi | ● Testing dapat dilakukan oleh tim Internal maupun Eksternal untuk melihat seberapa baik aplikasi digunakan. Dan juga dapat dilakukan evaluasi pengembangan dari hasil-hasil temuan pada saat Testing baik yang bersifat minor maupun major bug /vulnerability. Dengan harapan bisa ditemukan solusi terbaik dari hasil testing. |
Rilis 🡪 Sebelumnya rilis aplikasi atau hasil implementasi hanya dihadiri oleh tim teknis terkait, tidak sampai ke level manajemen sehingga kurang efektif | ● Jika sudah melewati tahap Testing dan sudah dilakukan update patch, bisa dilakukan proses Rilis internal kepada rekan 1 divisi untuk mencoba aplikasi. Dan jika sudah, dapat dilakukan rilis bersama dengan vendor terkait hasil yang sudah diimplementasikan. Dan pastikan hal-hal terkait rilis aplikasi ini sudah dikomunikasikan ke semua tim. |
Feedback 🡪Karena kesibukan masing-masing divisi, feedback hanya menjadi catatan di kertas dan belum tentu akan dikerjakan dalam waktu dekat. | ● Jangan sungkan untuk menerima feedback dari internal maupun eksternal terkait proyek yang kita jalankan. Feedback yang membangun sangat membantu kita dalam mengembangkan aplikasi/proyek yang berjalan agar kedepan kita bisa memanage proyek lebih baik lagi. |
Kesimpulan
Manajemen Proyek yang saat ini dijalankan pada instansi pemerintah sudah mendekati konsep Agile pada bagian tertentu, namun akan lebih baik lagi jika Lembaga/Instansi di Pemerintahan bisa lebih fokus dan memberikan peluang kepada pegawai yang bersedia menjadi Agile Team. Agile Team diberikan kewenangan untuk bisa melakukan pengembangan, pembuatan, dan pemeliharaan proyek di instansi tersebut dengan lebih baik dan kokoh. Dengan dukungan dari pejabat yang berwenang dan dengan diterapkannya konsep Agile yang lebih fokus dan terarah, maka proyek-proyek yang ada di Pemerintahan akan berjalan dengan sangat baik dan meminimalisir terjadinya Kerugian Negara dari kesalahan perencanaan atau kelalaian dari pihak vendor. Untuk penerapan manajemen proyek di perusahaan swasta pun sangat beragam, ada yang menerapkan Agile dalam Software Development Life Cycle (SDLC) ada pula yang menerapkan konsep lainnya untuk membangun sebuah produk yang berguna untuk dinikmati oleh masyarakat pada umumnya. Dengan hadirnya teknologi-teknologi tersebut, dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi, dan juga memanfaatkan teknologi tersebut untuk membantu pekerjaan mereka sehari-hari.
Referensi
(1) Hulu, Viky Aldin, dkk. Menggagas Revolusi Mental Birokrasi Melalui Konsep Competitive Agile Leadership. 2020. Ministrate: Jurnal Birokrasi & Pemerintah Daerah. Volume 2. No.1 (https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ministrate/article/view/8050)
(2) https://id.wikipedia.org/wiki/Agile_Development_Methods
(3) https://agilemanifesto.org/iso/id/manifesto.html