Situational Leadership (Kepemimpinan Situasional)

Reading Time: 3 minutes

Pimpinan perusahaan menyelesaikan pekerjaan melalui tim dan pemangku kepentingan lainnya.  Pemimpin yang efektif memperoleh keseimbangan teknis, keterampilan interpersonal, dan konseptual yang membantu mereka menganalisa situasi dan berinteraksi dengan tepat. Salah satu keterampilan interpersonal yang penting yaitu Leadership (Kepemimpinan).

Kepemimpinan adalah suatu seni, fungsi, proses dan kemampuan dalam mempengaruhi dan mengarahkan orang-orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan dan kesetiaan agar berbuat sesuatu sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Pemimpin dan kepemimpnan adalah ibarat  sekeping mata uang logam yang tidak bisa dipisahkan, dalam artian bisa dikaji secara terpisah namun harus dilihat sebagai satu kesatuan. Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan, dan jiwa kepemimpinan yang dimiliki dari seorang pemimpin tidak bisa diperoleh dengan cepat dan segera namun sebuah proses yang terbentuk dari waktu ke waktu hingga akhirnya mengkristal dalam sebuah karakteristik.

Para ahli dengan berbagai latar belakang keilmuan dan pengalaman yang dimiliki berusaha untuk memberikan penafsiran berbeda antara pemimpin dan kepemimpinan. Gary Yulk (1998) dan Brantas (2009) membantu melakukan klasifikasi definisi kepemimpinan yang akan dibahas pada artikel ini yaitu pendekatan situasional.

Pendekatan situsional menekankan pada pentingnya faktor-faktor konstekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit pemimpin, sifat lingkungan eksternal dan karakteristik para pengikut. Teori-teori dalam klasifikasi ini sering diidentifikasi ke dalam contingency theory yang dapat dikontraskan dengan teori universal tentang kualitas umum kepemimpinan yang efektif.

Pendekatan situasional terdiri atas kombinasi berbeda dari perilaku dasar kepemimpinan yang dapat digunakan seorang manajer saat mencoba mempengaruhi orang lain, yaitu perilaku direktif dan perilaku suportif.  Kata-kata yang sering digunakan untuk medefinisikan perilaku direktif : memutuskan, mengajarkan, mengamati, dan sering memberikan masukan. Kata-kata yang berbeda digunakan untuk mendefinisikan perilaku suportif : mendengarkan, melibatkan, memfasilitasi, dan mendukung. Gaya kepepimpian situasional dapat dijelaskan sebagai berikut dan bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Gaya 1 – Directing (memerintah) – Perilaku Direktif Tinggi dan Perilaku Supportif Rendah.

Pemimpin memberikan arahan spesifik tentang target, menunjukkan dan mengatakan bagaimana, dan memonitor dengan ketat kinerja individu untuk sering memberikan masukan akan hasil yang diraih. Contoh : I tell. Ini merupakan low relationship, high task.

 

Gaya 2 – Coaching (melatih) – Perilaku Direktif Tinggi dan Perilaku Supportif Tinggi.

Pemimpin tetap mengarahkan pencapaian target atau tugas, namun juga menjelaskan kenapa, memberikan saran, dan mulai mendorong keterlibatan dalam pengambilan keputusan.

Contoh : We talk, I decide. Ini merupakan high relationship, high task.

 

Gaya 3 – Supporting (mendukung) – Perilaku Direktif Rendah dan Perilaku Supportif Tinggi.

Pemimpin dan individu membuat keputusan bersama. Peran pemimpin adalah memfasilitasi, mendengarkan, menyimpulkan, mendorong, dan mendukung .

Contoh : We talk, you decide. Ini merupakan high relationship, low task.

 

Gaya 4 – Delegating (mendelegasi) – Perilaku Direktif Rendah dan Perilaku Supportif Rendah.

Individu membuat sebagian besar keputusan tentang apa, bagaimana, dan kapan. Peran pemimpin adalah menilai kontribusi individu dan mendukung perkembangan individu tsb.

Contoh : I decide. Ini merupakan low relationship, low task.

Gambar : Gaya kepemimpinan situasional

Dari hal-hal di atas dapat kita pahami bahwa seorang pemimpin dengan kualitas kepemimpinan yang dimilikinya bukan hanya sekedar berusaha untuk melaksanakan tugas dan berbagai rutinitas pekerjaan saja, tetapi lebih dari itu pemimpin merupakan simbol dari organisasinya. Dan bagi banyak pihak simbol tersebut telah berubah secara lebih jauh menjadi kekuatan positif yang menggerakkan organisasi  tersebut untuk meraih tujuan yang dicita-citakan.

Seorang pemimpin secara otomatis berbeda dengan kelompok yang dipimpinnya. Dibedakan oleh kemampuan untuk menerawang apa yang dianggapnya baik untuk kelompoknya, kemauan dan kemampuan untuk mencoba mewujudkan visi dengan potensi energi, spiritualitas – percaya akan tujuan yang mulia – dan intelektualitas.

Referensi :

[1] Blanchard, Ken, Patricia Zirgami, and Drea Zirgami, Leadership and the One Minute Manager – Increasing Effectiveness through Situational Leadership II, Blanchard Management Corporation, 2014.

[2] Fahmi, Irham, Manajemen – Teori, Kasus, dan Solusi, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014.

[3] Maxwell, John C., The Five Levels of Leadership – Proven Steps to Maximize Your Potentials, Hachette Book Group, Inc., 2011.

[4] Project Management Institue, A Guide to the Project Management Body of Knowledge 7th Edition, Project Management Institute, Inc. Pennsilvania, 2021.

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Dani Pradana
Dani Pradana
Senior Project Manager, Senior Lecturer. Alumni of Universitas Indonesia and Institut Teknologi Bandung
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi