Memasuki era revolusi industri 4.0 atau bahkan mendekati era revolusi industri 5.0 kita dihadapkan pada bertambahnya perusahaan rintisan yang hadir di Indonesia. Sebagian besar para pendiri perusahaan rintisan merupakan para profesional yang sudah memiliki pengalaman di bidang masing-masing lebih dari 10 tahun. Mereka memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri agar bisa lebih fokus dalam pengembangan ide, dan gagasan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat sesuai dengan bidang masing-masing. Sebagai salah 1 contoh yang bisa kita lihat adalah perusahaan rintisan dalam bidang transportasi lokal di Indonesia, yaitu Gojek.
Pada awal berdirinya Gojek, kita ketahui bersama masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan menghubungkan antara penumpang dengan pengemudi melalui layanan call centre. Seiring berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kebutuhan transportasi di Jakarta pada khususnya memberikan peluang dan kesempatan baru kepada Gojek untuk lebih fokus dan melebarkan sayapnya. Sehingga pada awal 2015, Gojek meluncurkan aplikasi berbasis Android dan iOS kepada masyarakat Jakarta pada khususnya untuk bisa menikmati layanan antar jemput menggunakan teknologi mobile. Dan sejak itu pula tantangan serta ancaman hadir mengiringi pertumbuhan Gojek di Indonesia karena aturan terkait transportasi online yang belum tersedia.
Pada pembahasan kali ini, penulis ingin menekankan terkait bagaimana membangun kepercayaan pada perusahaan rintisan itu sendiri di mana menjadi hal yang menarik untuk kita bahas bersama. Bagaimana sebuah perusahaan rintisan bisa meyakinkan mitra pengemudi untuk bisa menjadi bagian dari perubahan kebiasaan, dan bagaimana mitra pengemudi juga percaya bahwa perusahaan rintisan yang mereka pilih mampu untuk berkembang dan mensejahterakan mereka dalam hal ekonomi. Hal ini merupakan hubungan timbal balik yang sesuai dengan segitiga kepercayaan yang kita ketahui pada umumnya. Di situ ada 3 poin utama untuk membangun sebuah kepercayaan di antara kedua belah pihak.
Gambar 1. Segitiga Kepercayaan (Sumber: HBR Magazine May – June 2020)
Berdasarkan pada Gambar 1, terdapat 3 poin utama untuk membangun sebuah kepercayaan antara perusahaan rintisan dengan pegawai/mitra. Adapun penjelasan dari poin-poin tersebut adalah sebagai berikut:
- Authenticity, atau keaslian dalam hal ini ide yang muncul dari para pendiri perusahaan merupakan berdasarkan pengalaman mereka pribadi. Mereka ingin memberikan sesuatu yang baru untuk bisa memberikan perubahan yang besar kepada masyarakat umumnya dan kepada pegawai/mitra pada khususnya. Pendiri perusahaan harus bisa meyakinkan pegawai/mitra bahwa ide ini merupakan ide yang relevan dan memiliki peluang yang baik ke depannya.
- Logic, atau logika dalam hal ini para pendiri perusahaan sudah memiliki logika baik secara langsung maupun tidak langsung akan seperti apa perusahaan rintisan yang akan dibangun. Kemudian melihat situasi dan kondisi secara nyata di masyarakat yang benar-benar membutuhkan hasil dari implementasi ide tersebut menjadi sebuah tindakan nyata yang dapat membantu mereka dalam bidang tertentu sehingga memudahkan kegiatan sehari-hari.
- Empathy, atau empati dalam hal ini pendiri perusahaan dengan pegawai/mitra harus sama-sama memiliki empati agar terbentuk kepercayaan satu sama lainnya. Dari sisi perusahaan rintisan harus transparan terhadap kondisi keuangan, dan juga dari pegawai/mitra harus memberikan hasil pekerjaan terbaiknya kepada perusahaan agar apa yang menjadi target bersama bisa tercapai dengan baik.
Pada kondisi saat ini yang sudah berjalan, pihak perusahaan dapat memberikan kepercayaan lebih kepada pegawai/mitra dengan cara memberikan bonus jika target tercapai. Atau dari pihak pegawai/mitra sudah memenuhi kewajiban pekerjaan yang diberikan oleh pihak perusahaan dengan tepat waktu. Dengan penerapan 3 poin kepercayaan diatas dapat kita lihat sampai hari ini, untuk contoh perusahaan rintisan Gojek sudah bisa bekerjasama dengan perusahaan rintisan lainnya dan saat ini sudah Go Public dan memberikan saham perusahaan kepada pegawai/mitra sebagai bentuk apresiasi terbaik dari perusahaan.
Lesson Learned
Pentingnya membangun kepercayaan pada perusahaan rintisan dapat didasarkan pada 3 poin kepercayaan yang penulis sebutkan, atau bisa juga ditambahkan dengan poin yang tidak kalah penting lainnya yaitu konsisten dan komitmen. Dengan kita konsisten terhadap pekerjaan yang diberikan, kita dapat memberikan kontribusi terbaik kepada perusahaan. Dan sebagai bentuk komitmen juga dari perusahaan dapat memberikan apresiasi terbaik bagi para pegawai/mitra agar tetap menjaga hubungan dan komunikasi yang baik di dalam organisasi perusahaan rintisan.
Referensi
- Harvard Business Review May-June 2020 Magazine Edition, Page 112-121
- https://id.wikipedia.org/wiki/Gojek