Mengoptimalkan Generative Artificial Intelligence (GenAI) dan Teknologi untuk Pembelajaran dan Pengajaran Bagian 1

Reading Time: 4 minutes
  1. Latar Belakang

Teknologi kecerdasan buatan generatif (Generative Artificial Intelligence/GenAI) berkembang pesat dan secara signifikan mengubah pendidikan tinggi. Dengan kemampuannya menghasilkan konten kreatif—seperti teks, gambar, audio, dan video—GenAI menawarkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran dan membuka peluang baru bagi inovasi dalam penyampaian pendidikan. Manfaat utama dari integrasi GenAI dalam proses pembelajaran meliputi:

a. Pembelajaran yang dipersonalisasi

GenAI memungkinkan penyesuaian pengalaman belajar agar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan kecepatan belajar masing-masing individu. Personalisasi ini memungkinkan penyampaian konten yang lebih tepat sasaran dan instruksi yang lebih efektif.

b. Akses pendidikan yang lebih baik

Dengan menghasilkan beragam sumber belajar dalam berbagai format dan platform—serta terhubung ke berbagai sumber—GenAI memperluas dan memperkaya akses siswa terhadap materi pendidikan.

c. Pengembangan asesmen adaptif

GenAI mendukung pembuatan asesmen yang selaras dengan kompetensi siswa, kemajuan belajar individu, dan kebutuhan spesifik, sehingga memberikan pengalaman evaluasi yang lebih tepat sasaran.

d. Keterlibatan mahasiswa yang ditingkatkan

GenAI dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih dinamis dan interaktif, mengurangi kebosanan, serta mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pendidikan.

e. Kolaborasi yang lebih baik

Lingkungan berbasis AI mendorong penciptaan pengetahuan secara kolaboratif dan pembelajaran berbasis proyek lintas disiplin, institusi, bahkan negara.

f. Dukungan bagi dosen dalam tugas Administratif

Melalui otomatisasi, GenAI dapat mengurangi beban administratif dosen—terutama dalam tugas-tugas berulang—sehingga memungkinkan mereka lebih fokus pada inovasi pedagogis dan penyampaian materi ajar.

GenAI sebagai teknologi memiliki kapasitas untuk mengotomatisasi berbagai tugas dan membantu manusia dalam menyederhanakan serta mempercepat aktivitas pribadi dan profesional. Namun, peran manusia tetap esensial dalam membimbing dan mengawasi pengembangan serta penerapan teknologi ini. Pada akhirnya, manusia lah yang menentukan bagaimana GenAI digunakan untuk mendukung pekerjaan dan kehidupan sehari-hari mereka. Tujuan pengembangan GenAI bukan untuk menggantikan peran manusia, melainkan melengkapi upaya manusia dalam memecahkan masalah kompleks dan meningkatkan kualitas hidup.

  1. Pendahuluan

Evolusi pesat kecerdasan buatan generatif (Generative Artificial Intelligence/GenAI)—termasuk alat seperti ChatGPT dan model bahasa canggih lainnya—secara signifikan tengah membentuk ulang lanskap pendidikan. Inovasi-inovasi ini memiliki potensi untuk mentransformasi pendekatan pedagogis tradisional menjadi pengalaman belajar yang lebih menarik, interaktif, dan berpusat pada peserta didik. Seiring semakin terintegrasinya teknologi AI dalam ekosistem pembelajaran digital, para pendidik dihadapkan pada berbagai peluang yang menjanjikan sekaligus tantangan yang kompleks dalam mengoptimalkan penggunaannya.

2.1 Pengalaman belajar yang ditingkatkan oleh AI

Dalam teknologi kecerdasan buatan generatif (Generative AI/GenAI), keluaran yang dihasilkan pada dasarnya berupa rangkaian nilai baru yang dihasilkan secara otomatis dari berbagai jenis data. Contohnya meliputi teks (sebagai rangkaian kata), gambar (rangkaian piksel atau titik), audio (rangkaian bingkai sinyal audio), dan video (rangkaian bingkai gambar dan audio). Teknologi GenAI umumnya dirancang untuk menghasilkan jenis konten tertentu. Saat ini, berbagai sistem GenAI dapat diakses secara luas oleh pengguna melalui internet, seperti ChatGPT, Bing Copilot, Google Gemini, DALL·E, Midjourney, Sora, dan lainnya. Baik masukan maupun keluaran dari sistem-sistem ini dapat berbentuk teks, audio, maupun gambar.

Literatur yang ada menunjukkan bahwa alat berbasis kecerdasan buatan (AI) mampu mempersonalisasi jalur pembelajaran secara efektif, memberikan umpan balik secara instan, serta menyesuaikan materi pembelajaran dengan kebutuhan unik masing-masing peserta didik. GenAI, secara khusus, memungkinkan otomatisasi pembuatan konten, mendukung pengembangan sistem tutor cerdas (intelligent tutoring systems), dan memungkinkan penciptaan lingkungan belajar yang imersif untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik.

Model-model canggih seperti GPT-4 memungkinkan pendidik merancang asesmen yang fleksibel, menghasilkan penjelasan pada berbagai tingkat kompleksitas, serta menyediakan dukungan bahasa secara real-time bagi peserta didik multibahasa. Berbagai fungsi ini tidak hanya mengurangi beban instruksional bagi pendidik, tetapi juga mendorong kemandirian belajar yang lebih tinggi dalam memahami materi pelajaran yang kompleks.

2.2 Kolaborasi manusia dan AI dalam pendidikan

Istilah Artificial Intelligence (AI) merujuk pada teknologi yang dirancang untuk meniru kemampuan manusia dalam pengambilan keputusan. Kemampuan ini mencakup penalaran berdasarkan masukan yang diperoleh melalui kelima indera manusia. Salah satu contoh umum penerapan AI adalah sistem penilaian jawaban siswa, di mana input berupa jawaban siswa diproses oleh sistem dan menghasilkan output berupa skor yang diberikan.

Aplikasi AI lainnya yang menonjol mencakup pengenalan wajah (facial recognition), pengenalan suara (speech recognition, yaitu identifikasi kata-kata dalam bahasa lisan), peringkasan dokumen, penerjemahan otomatis, pembuatan gambar, dan lain sebagainya.

Secara fundamental, terdapat tiga pendekatan utama dalam teknologi AI yang digunakan untuk mereplikasi kemampuan kognitif manusia:
a. Algoritma berbasis pencarian
b. Sistem berbasis pengetahuan dengan aturan eksplisit
c. Sistem berbasis machine learning

Generative AI (GenAI) merupakan subbidang dari AI yang termasuk dalam pendekatan machine learning, khususnya dalam ranah deep learning. Machine learning merujuk pada algoritma yang secara otomatis mempelajari pola atau mengekstraksi pengetahuan dari data, yang kemudian dapat digunakan untuk penalaran atau menghasilkan respons terhadap masukan pengguna. Di antara berbagai jenis machine learning, deep learning menonjol karena menggunakan jaringan saraf tiruan (artificial neural networks) dengan arsitektur yang kompleks.

GenAI menggunakan model deep learning untuk menghasilkan keluaran baru dalam bentuk rangkaian konten—seperti teks, gambar, video, atau audio. Sistem ini mampu mensintesis konten berkualitas tinggi dengan belajar dari kumpulan data dalam skala besar, sering kali dengan cara yang menyerupai kreativitas manusia.

Dalam pendidikan tinggi, dosen mulai memanfaatkan AI untuk berbagai tugas seperti penilaian, pengembangan kurikulum, serta identifikasi mahasiswa yang berisiko dan mungkin memerlukan dukungan akademik tambahan. Secara bersamaan, mahasiswa juga berinteraksi dengan alat berbasis AI yang berfungsi sebagai mentor, kolaborator, atau asisten riset. Efektivitas alat-alat ini sangat bergantung pada sejauh mana solusi AI dirancang untuk menghormati otonomi profesional pendidik dan menjunjung tinggi integritas proses pembelajaran.

Kajian-kajian akademik terkini menekankan pentingnya hubungan yang saling melengkapi antara pendidik dan sistem AI. Alih-alih menggantikan peran dosen, AI kini semakin dipandang sebagai alat pendukung yang meningkatkan efektivitas pengajaran melalui otomatisasi tugas administratif yang rutin, pemantauan kinerja mahasiswa, serta pemberian wawasan berbasis data. Kemitraan manusia dan AI yang terus berkembang ini mendorong lahirnya model-model pedagogis baru yang berbasis pada kolaborasi, augmentasi, dan penguatan timbal balik.

… Bersambung ke Bagian 2 …

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Dani Pradana
Dani Pradana
Senior Project Manager, Senior Lecturer. Alumni of Universitas Indonesia and Institut Teknologi Bandung
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi