- Perspektif pengharapan, merupakan kelanjutan dari perspektif keseimbangan dan keadilan mengenai motivasi. Perspektif ini memandang bahwa motivasi seseorang dalam berperilaku dan bekerja sangat tergantung pada berbagai pilihan penghargaan yang akan diperolehnya berdasarkan tingkatan perilaku dan pekerjaan yang akan dilakukannya. David Nadler dan Edward Lawler mengemukakan beberapa asumsi – sebagaimana dikutip oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) – yang terkait dengan perilaku seseorang dalam organisasi yang dikaitkan dengan harapan seseorang dalam organisasi tersebut, yaitu :
- Perilaku sangat ditentukan oleh kombinasi dari berbagai faktor individu dan lingkungan
- Perilaku individu dalam organisasi senantiasa ditentukan oleh kesadaran dari keputusan setiap individu
- Individu memiliki keragaman kebutuhan, pengharapan, dan tujuan
- Masing-masing individu cenderung akan berperilaku berdasarkan pilihan alternatif perilaku yang terkait dengan harapan mereka
Asumsi-asumsi tersebut di atas menjadi dasar dari apa yang dinamakan sebagai model pengharapan (expectancy model) mengenai motivasi, yang terdiri dari tiga komponen, yaitu :
- Pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh (outcome-performance expectancy)
- Dorongan terhadap motivasi (valence)
- Pengharapan akan usaha yang perlu dilakukan )effort-performance expectancy
Sesuatu yang diharapkan untuk diperoleh dinamakan sebagai penghargaan atau rewards, yang terdiri dari penghargaan intrinsik (contoh : puas atas pekerjaan, kepercayaan diri, dan lain-lain) dan ekstrinsik (contoh : bonus, promosi, pujian, dan lain-lain).
Gambar – Penghargaan Intrinsik dan Ekstrinsik
- Perspektif penguatan. Prinsip dasarnya berasal dari kerangka pikir B.F. Skinner, seorang psikolog yang menerangkan bahwa tindakan akan sangat dipengaruhi oleh perlakuan yang diterima akibat perilaku yang dilakukan pada masa lalu.
Gambar – Kerangka Pikir B.F. Skinner
Dari gambar tersebut di atas, jika pimpinan berharap bahwa karyawan akan berperilaku dan bertindak sesuai dengan harapan pimpinan, maka para pimpinan perlu mempertimbangkan apa yang telah diperlakukan atau diberikan terhadap perilaku dan tindakan karyawan di masa lalu. Para pimpinan berharap perilaku positif dan kinerja baik bisa ditunjukkan oleh para karyawan secara konsisten.
Apa yang perlu dilakukan sehubungan dengan perspektif penguatan ? Para pimpinan bisa melakukan modifikasi perilaku atau (behavior modification), yaitu :
- Penguatan positif (Positive reinforcement)
- Pembelajaran melalui penghindaran terhadap sesuatu (avoidance learning)
- Pengecualian atau peniadaan (extinction)
- Hukuman (punishment)
- Perspektif penyusunan tujuan. Pada dasarnya beranggapan bahwa perilaku individu yang didorong oleh motivasi individu sesungguhnya dapat dijelaskan melalui keterlibatan individu dalam penyusunan tujuan dari setiap apa yang akan dikerjakan atau dibebankan. Penentuan dilakukan melalui empat fase (Stoner, Freeman, dan Gilbert – 1995), yaitu :
- Penentuan tujuan atau target yang akan dicapai
- Penentuan apakah tujuan atau target tersebut realistis untuk dicapai
- Mempertimbangkan dan menentukan kesesuaian tujuan dan target tersebut dengan tujuan dan target individu dalam organisasi
- Jika tujuan organisasi sudah selaras dengan tujuan individu, maka individu akan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut dengan menunjukkan perilaku dan kinerja yang diharapkan
Seperti pada penjelasan sebelumnya, motivasi adalah dorongan internal atau eksternal yang mendorong seseorang untuk bertindak atau meraih tujuan tertentu. Dalam konteks organisasi, motivasi karyawan adalah faktor kunci yang mempengaruhi produktivitas, kinerja, dan kepuasan kerja. Ada beberapa teori motivasi terkenal seperti teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow dan teori motivasi hygiene-motivator Frederick Herzberg yang menjelaskan faktor-faktor yang memotivasi karyawan.
Kepemimpinan adalah suatu seni, fungsi, proses dan kemampuan dalam mempengaruhi dan mengarahkan orang-orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan dan kesetiaan agar berbuat sesuatu sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kepemimpinan seringkali dikaitkan dengan manajemen, padahal kepemimpinan dan manajemen adalah sesuatu yang berbeda.
Kepemimpinan bukanlah kemampuan untuk mengendalikan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu, namun kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain secara efektif.
Dengan perkataan lain, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam sebuah organisasi. Seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk memotivasi, membimbing, mengarahkan, dan menginspirasi orang lain. Kepemimpinan efektif melibatkan keterampilan interpersonal, komunikasi yang baik, kemampuan pengambilan keputusan, dan kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi orang lain.
Hubungan antara Motivasi dan Kepemimpinan
- Mendorong motivasi karyawan
Pemimpin yang baik memiliki kemampuan untuk memahami apa yang memotivasi setiap anggota timnya. Mereka dapat mengidentifikasi kebutuhan, keinginan, dan harapan individu, dan menggunakan pengetahuan ini untuk memotivasi karyawan. Pemimpin yang memahami kebutuhan karyawan dan memberikan pengakuan serta apresiasi dapat meningkatkan motivasi karyawan.
- Memberikan Visi dan Tujuan
Seorang pemimpin yang efektif memberikan visi yang jelas dan tujuan yang inspiratif kepada timnya. Visi ini bisa menjadi sumber motivasi yang sangat kuat. Ketika karyawan memahami tujuan organisasi dan melihat bagaimana peran mereka penting dalam mencapainya, motivasi mereka untuk bekerja lebih keras meningkat.
- Memberikan dukungan dan pengekangan:
Pemimpin juga berperan dalam memberikan dukungan kepada karyawan yang mengalami tantangan atau kesulitan dalam mencapai tujuan mereka. Dengan memberikan bimbingan, pemimpin dapat membantu karyawan mengatasi hambatan, yang pada gilirannya meningkatkan motivasi mereka.
- Menciptakan lingkungan kerja yang positif:
Pemimpin yang menciptakan lingkungan kerja yang positif, inklusif, dan mendukung dapat meningkatkan motivasi karyawan. Ketika karyawan merasa dihargai, didengar, dan diberdayakan, motivasi mereka untuk berkontribusi secara positif dalam organisasi meningkat.
Pada intinya, kepemimpinan yang efektif melibatkan kemampuan untuk memahami motivasi individu dan menggunakan pemahaman tersebut untuk memandu, mendukung, dan menginspirasi mereka menuju pencapaian tujuan bersama. Dengan kata lain, kepemimpinan yang baik memainkan peran kunci dalam memotivasi karyawan untuk mencapai kesuksesan bersama dalam konteks organisasi.
Di samping itu, agar organisasi dapat berjalan secara efektif, maka manajemen dan kepemimpinan diperlukan, Manajemen diperlukan untuk merealisasikan rencana dan pencapaian target yang telah ditentukan. Kepemimpinan diperlukan untuk melakukan perubahan dalam rangka beradaptasi dengan perubahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Secara lebih rinci, bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
KEGIATAN | MANAJEMEN | KEPEMIMPINAN |
Penyusunan Rencana | Perencanaan dan Penganggaran Penentuan rencana spesifik dari kegiatan untuk pencapaian tujuan serta mengalokasikan segala sumber daya yang dibutuhkan. | Penentuan Arah Kegiatan Menyusun visi atau tujuan jangka panjang yang diraih oleh organisasi serta strategi perubahan yang harus dilakukan. |
Membangun relasi antar manusia atau kelompok kerja untuk merealisasikan rencana | Pengorganisasian dan Penempatan SDM Menyusun struktur organisasi, prosedur kerja, tanggung jawab, dari setiap bagian organisasi, serta metode implementasi. | Mengkomunikasikan visi kepada orang-orang serta membangun kerja sama dengan orang-orang yang siap untuk mewujudkan visi secara Bersama-sama. |
Implementasi rencana | Pengawasan dan Pemecahan Masalah Pada tahap implementasi, tugas manajemen adalah melakukan pengawasan dan pengendalian atas berbagai kendala yang mungkin ditemui. | Memotivasi dan Memberikan Inspirasi Peran yang dilakukan pada saat implementasi adalah memotivasi orang-orang yang telah sepakat bekerja sama untuk melakukan implementasi dari apa yang telah dibangun sebagai upaya pencapaian visi. |
Hasil yang diperoleh | Sesuatu yang telah diperkirakan atau ditargetkan sebelumnya. | Suatu perubahan yang akan mendukung pencapaian visi. |
Tabel – Perbedaan Manajemen dan Kepemimpinan
Kepemimpinan melibatkan empat aspek, yaitu :
- Pengikut (followers), adalah orang-orang yang mengikuti para pemimpin, atau orang-orang yang diberi perintah atau dipengaruhi oleh pemimpin untuk melakukan sesuatu.
- Perbedaan kekuasaan (distribution of powers). Adanya perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, antara pemimpin dan pengikut, atau antara atasan dan bawahan, maka akan berimplikasi adanya perbedaan kekuasaan.
- Penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi (power to influence). Adanya perbedaan kekuasaan akan melahirkan konsekuensi logis bahwa pemimpin mempunyai kekuasaan lebih untuk dapat mempengaruhi para pengikutnya, yaitu agar mau melakukan tindakan untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
- Nilai yang dibangun (leadership value). Pemimpin juga perlu memahami bahwa dirinya bukan sekedar berkuasa, tetapi perlu mendorong terwujudnya suatu nilai positif yang dapat memberikan perubahan positif kepada semua anggota organisasi. Faktor etika, moralitas, dan keteladanan atau figur seorang pemimpin diperlukan.
Kesimpulan
- Motivasi dan kepemimpinan merupakan salah satu faktor kunci dalam tugas fungsi pengarahan dan implementasi dari manajemen organisasi.
- Motivasi terkait dengan berbagai hal yang mendorong seseorang untuk mewujudkan perilaku tertentu dalam organisasi dan lingkungannya.
- Para pimpinan perlu menciptakan suasana atau iklim kerja yang memungkinkan partisipasi dari setiap individu untuk berkembang. Salah satunya adalah melalui pendekatan partisipatif dalam manajemen, diantaranya melalui pendekatan Management by Objectives.
Referensi
[1] Blanchard, Ken, Patricia Zirgami, and Drea Zirgami, Leadership and the One Minute Manager – Increasing Effectiveness through Situational Leadership II, Blanchard Management Corporation, 2014.
[2] Fahmi, Irham, Manajemen – Teori, Kasus, dan Solusi, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014.
[3] Maxwell, John C., The Five Levels of Leadership – Proven Steps to Maximize Your Potentials, Hachette Book Group, Inc., 2011.
[4] Project Management Institute, A Guide to the Project Management Body of Knowledge 7th Edition, Project Management Institute, Inc. Pennsylvania, 2021.
[5] Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, 2019, Pengantar Manajemen, Prenadamedia Group, Jakarta.