Who moved my cheese! Cara yang menakjubkan untuk berubah dan menang (Bagian 1)

Reading Time: 3 minutes

Dahulu kala di sebuah ladang, ada empat tokoh yang berada dalam sebuah labirin mencari kebahagiaan dan kesejahteraan melalui cheese. Dua tikus, Sniff dan Scurry, serta dua kurcaci, Hem dan Haw, berusaha menemukan cheese di labirin tersebut. Sniff, yang ahli dalam mencium perubahan, dan Scurry, yang cepat bertindak, merupakan tikus-tikus yang gigih dalam pencarian. Di sisi lain, Hem menolak perubahan dengan keras karena takut akan konsekuensinya yang negatif, sementara Haw lebih terbuka terhadap adaptasi dan hanya akan berubah jika perubahan tersebut membawa kebaikan.

Cheese

Melambangkan aspirasi kita dalam hidup, seperti karier, kekuasaan, dan kekayaan. Menggambarkan impian yang ingin dicapai, situasi saat ini, posisi, jabatan, dan status sosial.

Labirin

Tempat-tempat seperti sekolah, tempat kerja, tempat bermain, keluarga, atau komunitas kita menjadi tempat untuk mencari hal-hal yang kita inginkan dalam hidup. Dalam labirin yang terdiri dari lorong-lorong panjang dan berkelok-kelok, ada cheese yang menggoda di beberapa tempat, namun juga ada sudut-sudut gelap dan jalan-jalan buntu yang bisa membawa pada ketidakpastian. Di sinilah keempat tokoh cerita ini—Sniff, Scurry, Hem, dan Haw—berlarian mencari cheese untuk meningkatkan gizi dan kebahagiaan mereka.

Sniff dan Scurry, kedua tikus tersebut, menggunakan metode trial and error untuk menemukan cheese, berlari ke lorong-lorong dan berbalik jika tidak menemukan apa-apa, hingga akhirnya berhasil menemukan cheese favorit mereka di Cheese Station C. Namun, perjalanan mereka tidak selalu lancar. Hem, yang menolak perubahan, dan Haw, yang lebih terbuka terhadap adaptasi, juga bergabung dalam pencarian tersebut. Haw akhirnya berhasil melewati perubahan dan menuliskan pelajaran dari pengalamannya di dinding labirin.

Labirin melambangkan lingkungan luar yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan yang tidak diinginkan. Meskipun demikian, melalui kerja keras, ketekunan, dan kemampuan untuk beradaptasi, karakter-karakter ini akhirnya berhasil menemukan apa yang mereka cari, dengan Haw bahkan mengambil langkah ekstra untuk membagiikan pelajarannya kepada yang lain.

Setelah itu, apa yang mereka lakukan?

Setiap hari, Hem dan Haw pergi ke Cheese Station C, sebuah kebiasaan yang menjadi bagian dari rutinitas harian mereka. Mereka mulai terbiasa bangun lebih siang dan merasa nyaman dengan situasi saat ini. Semakin lama, mereka mulai merasa bangga dengan keberhasilan mereka menemukan cheese dan bahkan mulai merasa sombong atas kesuksesan mereka. Mereka mulai yakin bahwa cheese tersebut menjadi milik mereka semata-mata karena kerja keras yang telah dilakukan.

Walau begitu, Sniff dan Scurry tetap bekerja keras dan tetap waspada untuk menjaga cheese mereka tetap tersedia. Sebaliknya, Hem dan Haw menjadi kurang waspada setelah merasa telah menemukan cheese mereka. Suatu hari, mereka semua harus menghadapi kenyataan bahwa cheese di Cheese Station C hilang. Sniff dan Scurry tidak terlalu terkejut, karena mereka sadar bahwa cheese pasti akan habis suatu saat. Namun, bagi Hem dan Haw, kehilangan cheese tersebut sulit diterima. Mereka saling menyalahkan satu sama lain dan bertanya-tanya, siapa yang memindahkan cheese mereka?

Tanpa menyadari bahwa cheese akan habis karena dimakan setiap hari, Hem dan Haw merasa terkejut dan marah ketika melihat cheese telah habis. Mereka mengeluh, “Who moved my cheese?” dan merasa tidak dihargai serta merasa bahwa dunia ini tidak adil. Mereka merasa bahwa cheese tidak mungkin habis.

Meskipun Hem masih menolak untuk menerima kenyataan bahwa cheese sudah habis keesokan harinya, ia tetap menunggu dan yakin bahwa cheese akan kembali padanya karena merasa bahwa cheese tersebut adalah miliknya. Hem menolak untuk pergi, meyakini bahwa kehilangan cheese bukanlah kesalahannya, melainkan karena tindakan orang lain.

Sementara Haw awalnya memiliki sikap yang sama dengan Hem, lambat laun ia menyadari bahwa cheese benar-benar habis. Namun, ia masih takut untuk kembali ke labirin karena takut tersesat dan tidak yakin apakah akan menemukan cheese lagi.

Hem tetap bertahan karena:

  1. Merasa nyaman di dalam zona nyaman.
  2. Takut mengalami kegagalan dan tidak yakin dengan kemampuannya untuk menghadapi perubahan.
  3. Tidak sepenuhnya menyadari apa yang sebenarnya terjadi, atau menolak untuk menerima kenyataan bahwa cheese sudah habis.
  4. Lebih cenderung untuk mengeluh daripada berusaha mencari solusi atau jalan keluar dari situasi yang sulit.
  5. Merasa frustrasi dan kebingungan, tidak tahu langkah apa yang harus diambil untuk menghadapi situasi yang tidak terduga.

Pengembaraan Haw meliputi:

  1. Kesadaran bahwa cheese sudah habis, menunjukkan bahwa ia telah menyadari keadaan saat ini.
  2. Mengatasi ketakutan bahwa tidak akan mendapat cheese baru dan berusaha untuk mengatasi ketakutan tersebut.
  3. Mulai menikmati pengalaman baru dalam menjelajahi lingkungan yang berbeda.
  4. Menemukan berbagai makanan baru yang membuatnya mampu beradaptasi dengan lingkungan baru.
  5. Memiliki impian, tujuan, dan harapan untuk menemukan cheese baru, yang memberinya motivasi untuk terus maju.
  6. Akhirnya berhasil menemukan cheese baru yang lebih melimpah.

Sniff dan Scurry memiliki kebiasaan pergi setiap hari ke Cheese Station C, namun mereka tetap waspada dan penuh semangat untuk menjaga situasi, siap menghadapi kondisi yang mungkin terjadi. Ketika menyadari bahwa cheese telah habis, mereka dengan cepat menyadari dan segera mengambil tindakan untuk meninggalkan Cheese Station C dan memulai pencarian cheese baru di labirin. Mereka tidak terjebak dalam keputusasaan atau penolakan terhadap kenyataan, melainkan langsung bertindak untuk menemukan solusi baru.

Kesigapan Sniff dan Scurry meliputi:

  1. Kesadaran bahwa cheese pada suatu waktu akan habis, menunjukkan pemahaman akan sifat sementara dari sumber daya yang tersedia.
  2. Selalu siap untuk mencari alternatif cheese jika situasi mengharuskannya, menunjukkan fleksibilitas dan kesiapan untuk beradaptasi.
  3. Berani berlari ke dalam labirin tanpa takut melakukan kesalahan, menggunakan pendekatan trial and error untuk mencapai tujuan mereka.
  4. Tidak terpaku pada apa yang mereka miliki saat ini, tetapi selalu mencari yang baru dan siap untuk mengubah strategi pencarian mereka jika diperlukan.

Bersambung ke Bagian 2

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Dani Pradana
Dani Pradana
Senior Project Manager, Senior Lecturer. Alumni of Universitas Indonesia and Institut Teknologi Bandung
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi