Sebagian dari kita ada yang merasa lebih cerdas, bijaksana dan menantang daripada yang lain. Perbedaan itu merupakan kombinasi lingkungan hidup individu, fisiologi dan genetik. Tapi ada faktor lain yang menentukan karakteristik individu, sifat yang berasal dari pola pikir “tetap” (fixed mindset) atau “berkembang” (growth mindset).
Individu yang melihat kepribadian atau kecerdasan fixed mindset, percaya bahwa hal tersebut tidak berubah dan merasa kebutuhan untuk membuktikan diri dilakukan secara konstan dalam kondisi apapun. Individu dengan growth mindset percaya bisa meningkatkan atau mengganti karakteristik kepribadian mereka dari waktu ke waktu, dan percaya bahwa masa depan menawarkan kesempatan untuk tumbuh, bahkan saat dalam keadaan menantang atau terdesak.
Individu dengan fixed mindset bekerja keras untuk menyembunyikan kelemahan, percaya bahwa hubungan, dan sifat-sifat tidak dapat diubah. Individu dengan growth mindset percaya bisa mengganti karakter, berpikir bahwa keahlian dapat tumbuh, lebih mungkin untuk membangun bakat, suka belajar, dan merasa frustasi jika tidak bisa mengembangkan potensi.
Growth mindset adalah suatu pandangan individu terkait diri, lingkungan, dan cara pandangnya tentang dunia ini yang mana bahwa apa yang dimilikinya saat ini – kecerdasan, kemampuan, kondisi saat ini, dan lain-lain – bisa bertumbuh, berubah di masa depan. Mindset ini adalah yang bertumbuh dan memandang bahwa semua yang ada di dalam dirinya, situasi saat ini bisa berubah di masa mendatang. Berbeda dengan fixed mindset yang memandang bahwa apa yang terjadi saat ini, yang dimiliki itu cenderung menetap dan tidak akan ada perubahan di masa mendatang.
Perusahaan dengan pemimpin yang mempunyai growth mindset cenderung ingin mendapatkan karyawan yang bisa mencari solusi, percaya pada kemampuan seseorang untuk tumbuh dan menyelesaikan masalah. Keberhasilan perusahaan terikat dengan pemimpin yang secara konsisten memeriksa proses perusahaan tersebut dan menantang kegagalannya. Seorang pemimpin yang menampilkan fixed mindset dapat membuat perusahaan gagal. Eksekutif perusahaan yang fokus pada reputasi pribadi, melakukannya dengan mengorbankan perusahaan.
Pemimpin yang baik memiliki keinginan untuk belajar, tidak ada yang namanya “pemimpin alamiah”. Orang menjadi pemimpin dengan mengubah diri sendiri. Jika mencoba untuk mengidentifikasi pemimpin masa depan dengan “bakat alami”, perusahaan harus membedakan kandidat kepemimpinan berdasarkan potensi pengembangan masing-masing dan memberikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan baru. Kenyataannya ketika perusahaan memberi kesempatan baru kepada karyawan untuk belajar memungkinkan individu untuk maju, mendapatkan penghasilan lebih banyak, dan menjadi lebih siap menghadapi tantangan hidup.
Sehingga dari dua mindset ini menghasilkan perilaku yang berbeda. Individu yang memiliki growth mindset memiliki kecenderungan suka belajar, senang mencoba hal baru, cenderung mau berusaha, dan selalu gigih ketika menemui hambatan atau kesulitan yang dihadapi. Sementara individu yang memiliki fixed mindset akan memiliki kecenderungan malas, tidak mau berusaha memperbaiki keadaan bukan karena tidak mau tetapi merasa bahwa percuma dengan usaha yang dilakukan. Karena akan beranggapan bahwa apa yang dilakukan tidak akan mengubah keadaan, situasi, atau kemampuannya. Sehingga perilaku yang akan ditampilkan pada orang yang memiliki fixed mindset adalah cenderung menyerah, mudah putus asa, dan tidak ada kemauan lebih untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Aspek yang bisa membentuk growth mindset, bisa dari perkembangan pada masa anak-anak yaitu pada saat pengasuhan seperti bagaimana cara orang tua dan guru memberikan apresiasi kepada anak. Kita bisa membentuk anak untuk tumbuh dengan menekankan bahwa keadaan saat ini yang sulit bisa berubah dan dihadapi. Ketika kita memuji anak, pujilah usaha atau proses yang anak jalani. Menghargai usaha anak akan jauh lebih mengembangkan mindset bertumbuh dibandingkan hanya memuji hasil usaha anak.
Dampak dari growth mindset ini akan memiliki kegigihan. Ketika individu memiliki growth mindset kemudian meningkatkan kegigihannya, maka secara bersamaan akan meningkatkan well-being. Yang artinya kebahagiaan akan meningkat dibandingkan dengan individu yang memiliki fixed mindset yang akan putus asa dan menyerah pada keadaan sehingga rawan stress dan tingkat kebahagiaannya rendah. Dengan well-being yang baik akan meningkatkan kesehatan mental, bahagia, optimis, dan meningkatkan kepedulian sosial.
Kesimpulan :
Individu yang memiliki growth mindset akan mencari jalan keluar dan mencoba sekuat tenaga untuk bisa menyelesaikan tiap permasalahan dan akan berpikir bahwa segala hal pada saat ini dapat berubah dan bisa menjadi lebih baik lagi. Untuk membentuk growth mindset sendiri, maka harus mulai setting goal. Agar growth mindset terus bertumbuh yang nantinya akan menumbuhkan kegigihan yang berimbas pada well-being individu.
Referensi :
[1] Dweck, Carol S., Mindset-The New Psychology of Success, Random House, Inc., New York, 2006.
[2] Kasali, Rhenald, Mindset-Mengubah Pola Berpikir untuk Perubahan Besar dalam Hidup Anda, PT. Bentara Aksara Cahaya, Tangerang Selatan, 2021.