Di era perkembangan teknologi yang sangat pesat, kita dituntut untuk bisa beradaptasi dengan penerapan konsep – konsep yang sedang berkembang saat ini. Salah satu konsep yang banyak diterapkan dalam bidang industri, pemerintah dan juga swasta adalah konsep yang ada di dalam Project Management yaitu terkait dengan Agile. Agile banyak diterapkan untuk membantu dalam proses perencanaan, pelaksanaan, hingga proses penyelesaian sebuah project sesuai dengan prinsip yang ada di agile itu sendiri.
Diluar dari bidang yang penulis sebutkan, ada beberapa bidang yang masih belum banyak menerapkan konsep agile ini di dalam proses maupun pelaksanaannya. Sebagai contoh di bidang Pendidikan, konsep ini belum banyak dilakukan pada proses perencanaan dan pelaksanaannya. Salah satu contoh penerapan agile pada bidang Pendidikan yaitu membangun sistem informasi monitoring santri pada sebuah pesantren di Balikpapan. Kemudian adanya penerapan konsep agility untuk media pembelajaran pada proses pembelajaran di masa pandemic covid19 pada salah satu SMK di Palembang.
Kemudian contoh lain adalah penerapan simple agile methodology dalam pengembangan aplikasi web untuk membangun Sistem Informasi Magang, yang memudahkan para mahasiswa-mahasiswi untuk mencari perusahaan mana yang membuka lowongan magang. Kemudian dalam hal aturan, terdapat beberapa contoh penerapan agile yang dilakukan oleh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya perubahan kurikulum yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dari yang sebelumnya menggunakan Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka.
Dalam konteks ini, penerapan agile dilakukan dari sisi alat bantunya saja namun tidak diterapkan ke dalam konsep kegiatan dan pelaksanaan perkuliahan. Karena jika agile diterapkan untuk berfokus kepada proses pelaksanaan, maka dapat memberikan peningkatan dari sisi konten materi pembelajaran serta partisipasi dari mahasiswa-mahasiswi agar mereka bisa lebih proaktif di dalam perkuliahaan. Maka dari itu, konsep agile perlu diberikan pemahaman kepada mahasiswa-mahasiswi agar mereka dapat memiliki ide- ide kreatif dan inovatif untuk membantu proses kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Sebagai contoh dengan adanya Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), sebuah universitas membutuhkan software untuk melakukan monitoring mahasiswa-mahasiswi agar bisa mengetahui permasalahan yang ada saat mengikuti program MBKM dan hal itu dapat dilakukan peningkatan menggunakan konsep agile. Sehingga dari sisi kampus melakukan penyesuaian secara tangkas dan lincah (agile) agar bisa terus memberikan pelayanan terbaik kepada semua mahasiswa-mahasiswi dari kurikulum baru yang sudah berjalan.
Berdasarkan hasil uji regresi, histogram residual dan P-P plot, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan untuk mengevaluasi dampak kurikulum baru terhadap proses belajar mengajar di kelas adalah valid dan dapat diandalkan. Distribusi residual yang mendekati normal menguatkan validitas model dan mendukung temuan bahwa implementasi kurikulum baru memiliki dampak yang signifikan terhadap proses belajar mengajar. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
- Apakah siswa saat ini memahami konsep Agile? Berdasarkan statistik deskriptif di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa saat ini memiliki pemahaman yang moderat atau sedang terhadap konsep Agile. Nilai rata-rata yang berada di sekitar tengah skala menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk peningkatan pemahaman konsep Agile di kalangan mahasiswa. Variasi dalam pemahaman juga menunjukkan perlunya pendekatan pengajaran yang lebih efektif untuk memastikan bahwa semua siswa mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
- Bagaimana cara menentukan tingkat kreativitas siswa terhadap proses belajar mengajar saat ini? Berdasarkan korelasi yang signifikan, kita dapat menyimpulkan bahwa ada indikasi bahwa kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar tercermin dari hubungan antara aplikasi konsep, dokumentasi, dan penyampaian. Siswa yang kreatif dalam menerapkan konsep dan mendokumentasikan pekerjaan mereka cenderung memiliki kemampuan penyampaian yang lebih baik.
- Apakah kurikulum baru memberikan dampak yang signifikan terhadap proses belajar mengajar di kelas perkuliahan? Dari hasil uji regresi linier dapat disimpulkan bahwa kurikulum baru memiliki dampak yang signifikan terhadap proses belajar mengajar, terlihat dari nilai R Square yang menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan sekitar 32,4% variabilitas proses belajar mengajar. Nilai korelasi (R) yang sedang juga mengindikasikan hubungan yang cukup kuat antara kurikulum baru dengan proses belajar mengajar. Namun, nilai Adjusted R Square yang lebih rendah mengindikasikan bahwa masih ada ruang untuk perbaikan dalam model, mungkin dengan menambahkan variabel prediktor lain yang relevan atau dengan memperbaiki pengukuran variabel yang ada.
Sumber Referensi:
- https://journal.umkendari.ac.id/decode/article/view/639
- https://seminar.iaii.or.id/index.php/SISFOTEK/article/view/280/248.
- https://doi.org/10.52233/informanika.v8i02.340.
- https://journal.uii.ac.id/AUTOMATA/article/view/26377.
- https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/
- https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jtst/article/view/8040