Pada pembahasan kali ini, penulis ingin mengajak para pembaca memberikan gambaran penerapan metode Agile dalam pemanfaatan kehidupan sehari-hari dengan use case THR. Apa itu THR? Menurut kaidah Bahasa Indonesia, THR adalah Tunjangan Hari Raya dimana biasanya THR ini akan diterima oleh para pekerja professional di Indonesia maksimal H-7 sampai dengan H-10 sebelum Hari Raya Keagamaan yang dirayakan oleh seluruh pekerja professional di Indonesia sesuai dengan keyakinan Agama yang di anut masing-masing pekerja. Lalu apa hubungan nya THR dengan Agile?
Sebagian besar dari kita sebagai pekerja professional, dalam jangka waktu 1 tahun sekali akan menerima hak kita untuk mendapatkan THR jika sudah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku di masing-masing perusahaan. THR merupakan bentuk apresiasi dari perusahaan berupa 1x gaji yang diberikan untuk pekerja dalam rangka menyambut Hari Raya Keagamaan. Ada mindset yang salah terkait THR beberapa waktu ke belakang yaitu para pekerja akan mengajukan resign dari perusahaan setelah mendapatkan THR.
Hal tersebut tentu tidak etis secara etika professional, karena tidak hanya merugikan perusahaan namun dapat juga merugikan diri kita masing-masing sebagai pekerja professional. Kenapa? Karena tentu setelah resign belum tentu kita akan mendapatkan pekerjaan secara langsung, dan jika mengandalkan THR tentu hanya akan bertahan selama waktu tertentu dalam proses mencari pekerjaan baru. Dalam hal ini, penulis ingin memberikan contoh penerapan Agile untuk pemanfaatan THR yaitu sebagai berikut:
- THR untuk Investasi Pengembangan Diri
Pada pemanfaatan THR menggunakan metode Agile yang penulis maksud adalah, THR yang kita dapatkan dari perusahaan dapat di manfaatkan untuk investasi pengembangan diri. Bagaimana caranya? Kita dapat membuat list kebutuhan terkait soft skill atau hard skill apa yang kita butuhkan untuk menunjang pekerjaan kita pada posisi kita saat ini. Apapun posisi pekerjaan kita, kita dapat melakukan proses pengembangan diri dan focus pada area apa yang ingin kita tingkatkan. Contoh area yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Pengembangan Leadership, seperti yang kita ketahui banyak platform atau Training Course yang menyediakan pelatihan untuk pengembangan diri dalam hal Leadership. Hal ini dapat menunjang pekerjaan kita dalam memimping sebuah Tim agar tercipta situasi dan kondisi yang kondusif dan edukatif.
- Pengembangan Sertifikasi, seperti yang kita ketahui bersama untuk menunjang keterampilan kita dalam hal apa yang kita kuasai perlu dibuktikan dengan kita memiliki sertifikasi keahlian. Dalam hal ini banyak yang bisa kita ambil sesuai dengan bidang pekerjaan yang kita jalani.
- THR untuk Investasi Keluarga
Pemanfaatan THR selanjutnya yang dapat dilakukan dengan metode Agile adalah kita dapat memanfaatkan untuk hal yang akan berguna kepada kita di kemudian hari. Bagaimana caranya? Kita dapat melakukan brainstorming atau diskusi dengan rekan kerja, sanak keluarga, maupun mentor yang sudah berpengalaman di bidang investasi. Sebagai contoh kita dapat mengalokasikan dana THR untuk beberapa keperluan sebagai berikut:
- Alokasi THR untuk Reksadana/Deposito/Tabungan, dengan kita melakukan alokasi seperti ini dana yang kita miliki dapat memperoleh jasa / bunga sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dalam periode waktu tertentu sehingga akan menambah nilai manfaat dari THR sebelumnya.
- Alokasi THR untuk pembelian barang/property, dengan kita melakukan alokasi seperti ini dana yang kita miliki tentunya akan memiliki nilai yang terus bertambah sesuai dengan nilai pasar saat itu. Sebagai contoh kita investasi pada emas 24 karat, saat kita membeli di angka 1jt rupiah, kemudian setelah 1 tahun terdapat kenaikan harga menjadi 1jt 100rb rupiah maka kita dapat jual emas tersebut dan mendapatkan kelebihan manfaat yang sudah kita simpan.
Lesson Learned
Berdasarkan pengalaman penulis melakukan penerapan metode Agile dalam kehidupan sehari-hari lumayan membantu dalam melakukan penentuan skala prioritas, kemudian bisa dilakukan pemantauan dan pengecekan setiap saat dibutuhkan. Dengan membuat list kebutuhan yang diperlukan, kemudian membuat ceklis mana yang bisa dibeli/dilakukan dalam jangka pendek, menengah hingga jangka panjang. Sehingga dapat membantu kita dalam melakukan manajemen keuangan/kegiatan/aktifitas yang kita lakukan menjadi lebih teratur dan terkontrol dengan baik. Jika ada rekan-rekan Agilenesia yang memiliki pendapat berbeda, silahkan disampaikan penulis tunggu di kolom komentar ya!!! Terima kasih.
Referensi