The 5 Levels of Leadership – Langkah-langkah Teruji untuk Memaksimalkan Potensi (Bagian 1)

Reading Time: 5 minutes

Kepemimpinan adalah suatu seni, fungsi, proses dan kemampuan dalam mempengaruhi dan mengarahkan orang-orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan dan kesetiaan agar berbuat sesuatu sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kepemimpinan seringkali dikaitkan dengan manajemen, padahal kepemimpinan dan manajemen adalah sesuatu yang berbeda. Kepemimpinan bukanlah kemampuan untuk mengendalikan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu, namun kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain secara efektif.

Untuk dapat memimpin secara efektif, John C. Maxwell mengembangkan konsep 5 tingkatan kepemimpinan yang dimulai dari Position (rights – jabatan), Permission (relationships – kerelaan), Production (results – produktivitas), People Development (reproduction – pengembangan orang lain) dan Pinnacle (respect – puncak).

Dalam tulisan ini, kita dapat memahami cara memimpin di setiap tingkatan, dan bagaimana cara untuk mencapai tingkatan puncak dalam kepemimpinan, diantaranya yaitu :

  1. Apa saja tingkatan kepemimpinan yang harus dilewati untuk mencapai tingkatan puncak.
  2. Apa saja tantangan dan tindakan terbaik yang dapat dilakukan di setiap tingkatan.
  3. Apa yang perlu dilakukan untuk dapat naik ke tingkatan selanjutnya.

Tahapan perkembangan seorang pemimpin bisa dibagi dalam 5 tingkatan. Setiap pemimpin dituntut untuk bisa menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik, termasuk untuk dirinya sendiri. Karena itulah, kepemimpinan adalah suatu pergerakan. Lima tingkatan kepemimpinan menggambarkan tahapan yang harus dilewati yaitu :

  1. Position (rights). Kepemimpinan berdasarkan jabatan mengandalkan posisi yang dimiliki untuk membangun pengaruh terhadap orang lain. Pemimpin yang hanya mengandalkan jabatan bukanlah pemimpin, namun hanya sebatas menjadi atasan. Pada tingkatan ini, kepemimpinan hanya didasarkan pada jabatan Orang-orang di kepemimpinan tingkat ini mengandalkan otoritas dan kekuatan yang diberikan kepada melalui posisi mereka.
  2. Permission (relationships). Pemimpin yang timbul karena adanya hubungan dengan orang lain. Pemimpin dapat membuat orang lain melakukan apa yang diinginkan karena mereka menyukainya. Di tingkatan ini, pemimpin memiliki tujuan untuk mengenal tim mereka, membangun hubungan yang bertahan lama, dan membangun kepercayaan. Kepemimpinan tingkat ini dibangun di atas hubungan dan berfokus pada pengembangan hubungan dan kepercayaan dengan orang lain.

Pemimpin pada tingkatan kedua melakukan hal-hal berikut dengan baik :

  1. Mendengarkan dengan baik. Hal ini sangat penting, karena untuk bisa memimpin dengan baik, pemimpin harus mengenal dan memahami karakteristik masing-masing tim. Ia memimpin dengan cara yang berbeda untuk masing-masing anggota tim, karena memang mereka termotivasi untuk hal yang berbeda.
  2. Melakukan observasi dengan baik. Pemimpin pada tingkatan ini mengamati tim dengan baik. Bukan apa yang dikatakan oleh tim, tetapi apa yang dilakukan oleh tim yang diamati. Ini adalah tentang budaya. Budaya dibentuk oleh apa yang dilakukan. Dan apa yang dilakukan menentukan apa yang akan dicapai.
  3. Melayani dengan baik. Mereka berjalan di samping tim, dan saling membantu. Pemimpin pada tingkaan kedua tidak mendaki gunung sendiri, melainkan membawa tim bersamanya. Karenanya pemimpin tingkatan ini tidak merasa kesepian di puncak.
  1. Production (results). Pemimpin yang efektif tidak akan berhenti hanya di tingkatan membuat lingkungan kerja yang nyaman, namun mereka akan melakukan sesuatu untuk organisasi. Saat orang lain mengikuti kita karena apa yang telah kita lakukan untuk organisasi, maka kita sudah mencapai tingkatan ketiga. Para pemimpin menunjukkan kemampuan mereka untuk menghasilkan sesuatu dan mencapai tujuan. Mereka fokus pada produktivitas dan keunggulan, menetapkan standar tinggi untuk diri mereka sendiri dan tim. Dengan secara konsisten memberikan hasil yang sukses, para pemimpin mendapatkan kredibilitas dan pengaruh.

Pemimpin pada tingkatan ketiga melakukan hal ini dengan baik :

  1. Menjadi contoh. Orang mengikuti apa yang dia lihat. Kepemimpinan adalah soal “visual”. Orang mengikuti apa yang kita lakukan, bukan apa yang kita katakan. Pemimpin adalah seperti tour guide. Dia pergi bersama timnya. Bukan seperti travel agent yang mengirim orang ke tempat-tempat yang tidak pernah dikunjunginya.
  2. Memiliki kekuatan momentum. Kita membangun momentum yang melejitkan segala sesuatu. Momentum ini dibangun oleh prestasi. Ketika kita mencetak hasil yang baik, komitmen meningkat, sehingga bisa menghasilkan hasil yang lebih baik lagi. Demikian seterusnya, momentum dapat memecahkan 80% masalah.
  3. Menarik orang terbaik. Pemimpin pada tingkatan ketiga seperti magnet. Dia menarik orang yang baik seperti dia. Apabila kita ingin merekrut pegawai yang mempunyai energi tinggi, jujur dan pekerja keras, maka kita harus menjadi orang yang punya energi tinggi, jujur dan pekerja keras dulu. Karena kita akan menarik orang yang seperti kita.
  4. People development (reproduction), yang dapat dicapai pemimpin apabila mereka sudah mampu memberdayakan orang lain. Mereka menggunakan jabatan, hubungan dengan orang lain, dan produktivitasnya untuk mengembangkan potensi orang lain. Pemimpin pada tingkatan ini memprioritaskan pertumbuhan dan perkembangan anggota tim. Mereka menginvestasikan waktu dan upaya untuk melatih, membimbing, dan memberdayakan orang lain untuk mencapai potensi penuh mereka.

Pemimpin pada tingkatan keempat melakukan hal ini dengan baik :

  1. Merekrut dengan  baik. Sesuatu yang diawali dengan baik akan menghasilkan yang baik. Kita mengetahui kunci rekrutmen, sehingga mempunyai gambaran yang jelas tentang seperti apa orang yang kita cari.
  2. Menempatkan orang di posisi yang tepat dan mengembangkan orang dengan baik.
  1. Pinnacle (respect). Tingkatan kelima adalah tingkatan puncak. Pemimpin pada tingkatan kelima mengembangkan orang lain. Pemimpin pada tingkatan ini tidak hanya membuat orang lain menjadi pemimpin yang menyenangkan dan produktif, namun juga menjadi pemimpin yang mampu mengembangkan pemimpin lainnya. Puncak kepemimpinan, tingkatan kelima, dicirikan oleh pengaruh dan rasa hormat yang luar biasa. Pemimpin tingkatan ini telah membangun pondasi yang kuat di empat tingkatan sebelumnya. Mereka memiliki kombinasi kredibilitas, kepercayaan, dan kemampuan untuk menginspirasi dan memobilisasi orang menuju visi yang meyakinkan.

Ciri-ciri di setiap tingkatan serta bagaimana cara untuk naik ke tingkatan kepemimpinan yang lebih tinggi, yaitu :

  1. Position adalah pengakuan terhadap potensi kepemimpinan seseorang, namun jabatan bukanlah kepemimpinan sejati. Jika kita baru saja menerima jabatan baru, maka kita perlu mengapresiasi diri kita karena jabatan membuktikan bahwa kita memiliki potensi memimpin. Jabatan menandakan bahwa kewenangan kita untuk memimpin diakui. Di sisi lain, kita juga harus memanfaatkan jabatan untuk dapat mengembangkan diri agar bisa menjadi pemimpin yang lebih baik.

Pada tingkatan ini kita harus ingat bahwa tidak boleh hanya mengandalkan jabatan untuk memimpin. Pemimpin yang hanya mengandalkan jabatan tidak benar-benar memiliki pengaruh. Orang lain mengikutinya karena jabatan yang dimiliki, bukan karena mereka secara sukarela mengikutinya.

Pemimpin di tingkatan ini cenderung mengandalkan peraturan untuk membuat orang lain mengikutinya. Ia menuntut hak untuk dipatuhi namun melupakan tanggung jawabnya terhadap anggota tim. Pemimpin yang mengandalkan jabatan pada akhirnya akan merasa kesepian dan diacuhkan.

Tindakan terbaik yang dapat dilakukan di tingkatan ini adalah jangan hanya mengandalkan jabatan untuk membuat orang lain mengikuti kita. Posisikanlah diri kita secara sejajar dan libatkanlah orang lain untuk membangun kerja sama. Mulailah inisiatif untuk mengembangkan orang lain dan memberikan motivasi pada orang lain.

  1. Untuk naik ke tingkatan berikutnya, yang perlu dilakukan pertama kali adalah berterima kasih kepada orang yang telah mempercayai kita untuk memimpin. Selanjutnya, bangunlah dedikasi untuk terus mengembangkan diri. Ubahlah cara pandang kita dari jabatan menjadi potensi; dari peraturan menjadi hubungan. Binalah hubungan dengan anggota tim, akuilah ketidaktahuan kita dan berhenti mengungkit mengenai jabatan.

Membina hubungan dengan orang lain penting untuk membangun kerelaan orang untuk mengikuti kita. Pemimpin yang sudah berhasil membina hubungan dengan anggota tim akan mampu membangun tempat kerja yang menyenangkan bagi semua orang. Karena itu, orang lain akan dengan sukarela mengikutinya karena mereka menyukainya.

Dengan berada di tingkatan kedua, kita pun akan mendapatkan banyak sisi positif, karena pemimpin di tingkatan kedua lebih bisa menikmati pekerjaannya dan memiliki lebih banyak energi. Pemimpin di tingkatan kedua menjaga jalur komunikasi tetap terbuka dan menghargai potensi setiap orang, hingga pada akhirnya mereka menjadi pemimpin yang dipercaya.

Namun ada beberapa tantangan pada tingkatan kedua. Pertama, pemimpin yang mengandalkan relasi seringkali dilihat terlalu lunak oleh orang lain. Ia juga rentan untuk dimanfaatkan oleh orang lain dengan memanfaatkan relasi yang terjalin. Selain itu, membina hubungan bukanlah sesuatu yang mudah. Tidak semua orang dapat melakukannya. Untuk itu ingatlah peraturan universal ini; “perlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan”.

Membina hubungan saja tidak cukup, karena kita dan tim  harus terus mengembangkan diri. Untuk dapat naik ke tingkatan berikutnya, Kita perlu terlebih dahulu menguasai cara membina hubungan secara efektif. Kita harus memahami diri sendiri untuk membantu  membina hubungan, dengan cara sbb. :

  1. Kenali kepribadian kita.
  2. Gambarkan diri kita secara positif.
  3. Lihatlah diri kita secara realistis dan jujur.
  4. Buatlah komitmen untuk mengembangkan diri.
  5. Sadarilah tanggung jawab diri.

Selanjutnya, kita perlu mengoptimalkan potensi  dan tim. Tunjukkanlah bahwa setiap orang bernilai. Gambarkan posisi tim  saat ini dan tujuan yang ingin dicapai. Pusatkan perhatian kepada tim dan terus memberikan semangat serta tunjukkan kepedulian kita.

 

… bersambung ke Bagian 2 …

 

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Dani Pradana
Dani Pradana
Senior Project Manager, Senior Lecturer. Alumni of Universitas Indonesia and Institut Teknologi Bandung
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi