Prinsip Kerja Orang Jepang yang Bikin Sukses – Bagian 2

Reading Time: 2 minutes

5. Gambaru

Pola pikir untuk terus berjuang dan memberikan usaha terbaik, apa pun rintangannya. Gambaru berarti berusaha sekuat tenaga atau melakukan yang terbaik. Ini bukan sekadar menyelesaikan tugas, tetapi melakukannya dengan sepenuh hati tanpa menyerah, meskipun menghadapi kesulitan atau kelelahan. Gambaru menekankan kerja keras dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan.

Nilai yang ditekankan:

  • Ketekunan dan ketabahan
  • Mental juang yang kuat
  • Komitmen terhadap hasil terbaik

Contoh penerapan:

  • Siswa belajar keras untuk ujian meski mengalami tekanan
  • Karyawan tetap bekerja dengan semangat saat menghadapi target tinggi
  • Atlet berlatih terus meski cedera ringan, demi hasil terbaik

6. Shokunin Kishitsu

Shokunin Kishitsu berarti jiwa pengrajin—sebuah prinsip di mana seseorang tidak hanya menguasai keahlian teknis, tetapi juga memiliki rasa tanggung jawab moral atas pekerjaannya. Ini adalah dedikasi terhadap kesempurnaan, kehormatan dalam profesi, dan rasa bangga terhadap hasil akhir.

Nilai yang mengutamakan kesempurnaan dan keterampilan dalam pekerjaan. Prinsip ini mendorong seseorang untuk terus mengejar keunggulan dan merasa bangga atas hasil kerjanya.

Nilai yang ditekankan:

  • Kualitas tinggi dan ketelitian
  • Tanggung jawab pribadi terhadap pekerjaan
  • Hasrat untuk terus berkembang dan memperbaiki diri

Contoh penerapan:

  • Tukang kayu Jepang membuat furnitur tanpa paku, hanya dengan sambungan kayu presisi
  • Chef sushi yang menghabiskan bertahun-tahun hanya untuk menguasai cara memotong ikan
  • Teknisi yang memeriksa ulang hasil kerja walau tidak diminta

7. Mushin

Mushin secara harfiah berarti tanpa pikiran. Ini adalah kondisi mental di mana seseorang bebas dari ego, rasa takut, kekhawatiran, dan gangguan emosional, sehingga bisa fokus penuh pada tugas yang sedang dilakukan. Konsep ini banyak dipraktikkan dalam seni bela diri Jepang dan juga relevan dalam dunia kerja.

Konsep kejernihan dan ketenangan pikiran saat menghadapi tekanan. Mushin mengajarkan fokus dan kendali emosi agar tetap tenang dan efisien dalam situasi sulit.

Nilai yang ditekankan:

  • Fokus tinggi
  • Ketenangan dalam tekanan
  • Reaksi yang tidak dipengaruhi emosi negatif

Contoh penerapan:

  • Seorang dokter bedah yang tetap tenang saat operasi darurat
  • Seorang pemimpin yang tetap rasional saat menghadapi krisis perusahaan
  • Karyawan yang tidak panik ketika terjadi kesalahan, melainkan langsung mencari solusi

8. Omotenashi

Omotenashi adalah konsep pelayanan tulus dari hati, tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan imbalan. Ini bukan sekadar keramahan, melainkan sikap menghormati dan memperhatikan kebutuhan orang lain secara proaktif.

Meski sering dikaitkan dengan budaya keramahan Jepang, Omotenashi juga mengajarkan sikap peduli dan tanpa pamrih, yang dapat memperkuat kerja sama dan mendorong kesuksesan bersama.

Nilai yang ditekankan:

  1. Empati dan perhatian terhadap orang lain
  2. Melayani tanpa mengharapkan balasan
  3. Menyediakan pengalaman terbaik bagi orang lain

Contoh penerapan:

  1. Staf hotel di Jepang yang tetap membantu meski di luar jam kerja
  2. Resepsionis kantor yang menyambut tamu dengan senyum dan memperhatikan detail kecil
  3. Pelayan restoran yang secara diam-diam mengganti sendok yang jatuh tanpa diminta

Kesimpulan

  1. Bushido : Nilai kehormatan, tanggung jawab, dan loyalitas—bekerja dengan integritas dan dedikasi.
  2. Makoto :Ketulusan dan kejujuran—membangun kepercayaan lewat sikap terbuka dan jujur.
  3. Keishan : Rendah hati dan terus belajar—menerima kritik dan berkembang tanpa henti.
  4. Kaizen : Perbaikan berkelanjutan—selalu mencari cara untuk meningkatkan kinerja.
  5. Gambaru : Berusaha sebaik mungkin, usaha maksimal, dan pantang menyerah.
  6. Shokunin Kishitsu : Keahlian dan kebanggaan dalam karya. Semangat profesionalisme dan kebanggaan dalam karya.
  7. Mushin : Pikiran kosong/tenang. Pikiran jernih dan bebas dari gangguan.
  8. Omotenashi : Keramahan dan ketulusan dalam melayani. Pelayanan dengan ketulusan.

Referensi

[1] Imai, Masaaki, 2002, Kaizen – Kunci Sukses Jepang dalam Persaingan, PT. Pustaka Binaman Presindo, Jakarta.

[2] Kato, Isao & Art Smalley, 2011, Toyota Kaizen Methods – Six Steps to Improvement, Taylor and Francis Group, New York.

[3] https://www.beautynesia.id

[4] https://www.gbni.co.jp/recipe/prinsip-kerja-orang-jepang/

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Dani Pradana
Dani Pradana
Senior Project Manager, Senior Lecturer. Alumni of Universitas Indonesia and Institut Teknologi Bandung
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi