Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaan dan waktu selesainya (biasanya selalu dibatasi oleh waktu, seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik, serta pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah.
Mengukur kualitas kinerja proyek sepertinya adalah tugas yang menakutkan. Seringkali manajer proyek lebih suka mencari metode untuk menghindarinya daripada mengatasi persoalan ini. Lebih mudah menerangkan pada pelanggan bahwa perusahaan telah menyepakati kualitas sesuai standar dan seterusnya daripada menerangkan bagaimana kualitas itu diukur. Padahal, pengukuran kinerja kualitas tidak sulit untuk dilakukan. Secara sederhana, kualitas seharusnya memberikan informasi apa yang hendak dilakukan dan memperlihatkan kita sudah melakukannya.
Selain melakukan pekerjaan kita sendiri, maka perlu juga mengatur kinerja tim proyek. Kita bicara tentang tiga bagian dari manajemen kinerja :
- Perencanaan kerja
- Pelatihan sehari-hari
- Evaluasi kinerja
Penentuan target adalah bagian penting dari perencanaan kinerja dan menjadi dasar pelatihan sehari-hari. Dari ketiga hal tersebut, sebagian besar perusahaan memulai saat mereka mengembangkan sistem manajemen kinerja yaitu dari evaluasi kinerja dengan membuat formulir untuk evaluasinya. Kemudian setelah perusahaan memiliki formulir evaluasi, mereka biasanya bergerak ke perencanaan kinerja dengan meminta karyawan untuk menulis targetnya. Dari tiga hal yang berkaitan dengan pengaturan kinerja tersebut, pelatihan sehari-hari merupakan hal yang hampir tidak pernah dilakukan pada sebagian besar perusahaan.
Dalam membuat target, kita harus menulis usulan masing-masing target agar menjadi SMART – yang merupakan singkatan dari Specific Motivating Attainable Relevant Trackable. Specific (spesifik) yaitu target harus menyatakan dengan jelas apa yang menjadi tanggung jawab seseorang dan kapan target tersebut. harus selesai. Bagaimana kinerja, performa atau prestasi akan diukur adalah Trackable (dapat diukur). Kita memutuskan secara spesifik apa yang kita ingin seseorang lakukan (Specific) dan kemudian bagaimana kita akan mengukur kemajuan yang dihasilkan menuju pencapaian target (Trackable).
Lalu kita gunakan kriteria SMART lainnya yaitu R, A, dan M untuk mengecek apakah target tersebut benar-benar SMART. R adalah Relevant (relevan). Sebuah tujuan relevan jika menunjukkan aktivitas yang membuat perbedaan bagi perusahaan dan individual. Target tersebut seperti pekerjaan yang penting. A adalah Attainable (dapat diraih). Target yang dibuat harus masuk akal. Apakah suatu target masuk akal atau tidak, bergantung pada apa yang terjadi pada masa lalu. M adalah Motivating (memotivasi). Agar seseorang memberikan yang terbaik, target yang ditetapkan harus berhubungan dengan apa yang anggota tim kita suka lakukan.
Target yang SMART menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
Target yang SMART memotivasi dan membuat pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya berada di jalur yang sama. Setelah target SMART dibuat, kita dan anggota tim proyek bersandar pada target tersebut. Selanjutnya adalah mendiagnosis tingkat perkembangan individual akan suatu target atau tugas spesifik. Apakah kinerja atau prestasi masa lalu seseorang merupakan faktor utama dalam mendiagnosis tingkat perkembangan? Kita perlu melihat dua faktor untuk menentukan tingkat perkembangan seseorang, yaitu kompetensi dan komitmen.
Kompetensi yaitu suatu fungsi yang menunjukkan pengetahuan dan ketrampilan, yang dapat diraih melalui pembelajaran dan/atau pengalaman. Sedangkan komitmen merupakan kombinasi antara rasa percaya diri dan motivasi. Kepercayaan diri adalah tolak ukur keyakinan seseorang terhadap diri sendiri – perasaan mampu mengerjakan suatu tugas dengan baik tanpa banyak bimbingan. Motivasi adalah ketertarikan dan antusiasme seseorang untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik.
Kompetensi tidak bisa diperoleh dengan waktu yang cepat, namun bisa diperoleh secara perlahan-lahan dan berlangsung secara lama. Oleh karena itu kesuksesan tidak akan diperoleh secara instan, namun harus diperoleh dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan seorang pemimpin mempunyai peran besar dalam mendampingi untuk mewujudkan impian tersebut, dalam hal ini mencapai SMART goal setting.
Referensi :
[1] Blanchard, Ken, Patricia Zirgami, and Drea Zirgami, Leadership and the One Minute Manager – Increasing Effectiveness through Situational Leadership II, Blanchard Management Corporation, 2014.
[2] Fahmi, Irham, Manajemen – Teori, Kasus, dan Solusi, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014.
[3] Maxwell, John C., The Leadership Handbook, Thomas Nelson Inc., Nashville Tennesse, 2015.
[4] Project Management Institue, A Guide to the Project Management Body of Knowledge 7th Edition, Project Management Institute, Inc. Pennsilvania, 2021.