Menyesuaikan diri dalam sebuah bidang pekerjaan merupakan salah satu skill yang penting dimiliki oleh setiap profesional. Kenapa? Karena terkadang, kita bekerja tidak selalu mendapatkan yang sesuai dengan keinginan kita. Adakalanya kita mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai dengan passion atau background pendidikan kita sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencapai target tertentu yang ditentukan oleh perusahaan. Penulis ingin mengajak para pembaca untuk memberi gambaran umum bagaimana seorang Product Manager menyesuaikan diri dalam lingkungan pekerjaan.
Menurut hemat saya, penerapan Scrum/Agile pada suatu perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya tentu akan berbeda-beda. Hal ini tergantung dari perspektif masing-masing yang paling sesuai dan paling mungkin diterapkan pada suatu perusahaan tersebut. Misalkan di perusahaan A menerapkan “Semi-Agile” dengan Sprint Planning dan Daily/Weekly Scrum, di perusahaan lain belum tentu menerapkan hal tersebut terkait kondisi dan lingkungan pekerjaan pada realita yang ada karena keterbatasan tim. Sebaliknya di perusahaan B menerapkan “Agile” dengan Software Development Life Cycle (SDLC) karena tim yang lebih banyak dan lincah, sehingga dapat diterapkan dengan baik.
Bagaimana Product Manager seharusnya bisa mengikuti dan berpartisipasi dalam setiap event-event yang ada pada sebuah perusahaan yang menerapkan metodologi tersebut? Untuk lebih menggambarkan, mari kita telaah satu persatu ya!
- Sprint Planning
Dalam Sprint Planning, Product Manager dapat berlaku sebagai “Product Owner” yang bisa menentukan apa yang akan dikerjakan oleh tim (backend maupun frontend) serta menentukan prioritas pekerjaan berdasarkan kebutuhan pengguna. Jika pada kondisi tertentu Product Owner fokus kepada Produk, Product Manager dapat menjadi opsional dan hanya menjadi pendengar yang baik. Jika pada saat berjalan proses development ada yang tidak sesuai dapat diarahkan oleh Product Manager itu sendiri serta dapat melakukan eskalasi kepada Product Owner.
- Daily / Weekly Scrum
Dalam Daily/Weekly Scrum, Product Manager berlaku sebagai jembatan antara kebutuhan pengguna dengan ketersediaan dan kapabilitas tim. Di sini Product Manager dapat melakukan koordinasi hasil pekerjaan dari setiap tim baik di sisi backend maupun frontend, hingga ke tim Quality Assurance (QA) untuk memastikan apa yang di delivery dapat berfungsi dengan baik.
- Sprint Review
Dalam Sprint Review, Product Manager berlaku sebagai Quality Assurance Internal yang melakukan uji coba dan testing fitur yang dikerjakan oleh tim backend dan frontend. Jika ditemukan ketidaksesuaian antara kebutuhan dengan hasil pekerjaan, Product Manager dapat melakukan klarifikasi dan melakukan pencatatan (Backlog) untuk dapat diperbaiki kemudian sesuai dengan prioritas yang disepakati bersama tim.
- Retrospective
Dalam Retrospective, Product Manager berlaku sebagai jembatan untuk menampung saran/masukan/ide/gagasan yang muncul baik itu pada saat proyek berjalan sampai dengan proyek selesai. Kemudian melakukan evaluasi berkala dengan tim berdasarkan saran/masukan/ide/gagasan yang diberikan selama proses retrospective tersebut.
Lesson Learned
Berdasarkan pengalaman yang penulis dapat, serta hasil interview secara langsung dan tidak langsung kepada rekan sesama Product Manager di poin-poin tertentu fungsi PM dapat menjadi backup dari fungsi yang sudah berjalan. Namun tidak menutup kemungkinan dapat melakukan fungsi tersebut sebagai penunjang dan bentuk pertanggungjawaban Product Manager terhadap produk yang dibangun. Pentingnya seorang PM memiliki penyesuaian diri yang fleksibel dan lincah agar dapat menunjang setiap kebutuhan yang datang dari klien dan juga stakeholder lainnya di dalam internal perusahaan.
Referensi
- https://academy.apiary.id/blog/pengantar-agile-scrum-untuk-product-manager
- https://glints.com/id/lowongan/product-sprint/#.YsMKR3ZBy3A