Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, definisi risiko yaitu uncertainty about future events. Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mendefinisikan risiko pada tigal hal sebagai berikut :
- Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus, di mana hasilnya dapat diperoleh dengan probabilitas yang telah diketahui oleh pengambil keputusan.
- Variasi dalam keuntungan, penjualan, atau variable keuangan lainnya.
- Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti risiko ekonomi, ketidakpastian politik, dan masalah industri.
Masih menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim, pengertian dari analisis risiko adalah proses pengukuran dan pengendalian risiko disatukan dengan keputusan keuangan dan investasi. Sementara itu David K. Eiteman, Arthur I. Stonehill, dan Michael H. Moffett mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities.
Menurut Wideman, risiko proyek dalam manajemen risiko adalah efek kumulasi dari peluang kejadian yang tidak pasti, yang mempengaruhi sasaran dan tujuan proyek. Secara ilmiah, risiko didefinisikan sebagai kombinasi fungsi dari frekuensi kejadian, probabilitas, dan konsekuensi dari bahaya risiko yang terjadi. Risiko = f (frekuensi kejadian, probabilitas, konsekuensi).
Oleh karena itu, suatu risiko harus dikelola dengan tujuan agar lebih terkontrol dan terawasi dengan baik. Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif.
Bisnis itu penuh dengan strategi, dan salah satunya yang harus diterapkan adalah bagaimana strategi menghindari risiko bisnis. Salah satu kebiasaan masyarakat bisnis selalu berusaha menjauh dari risiko. Dalam konteks bisnis risiko selalu datang baik dari bisnis kecil sampai yang besar. Kata pepatah, semakin tinggi pohon yang dipanjat, maka semakin kencang angin yang bertiup. Semakin jauh kapal berlayar, maka semakin tinggi gelombang samudera yang akan dilewatinya.
Kapal yang selamat sampai kembali ke dermaga adalah kapal yang dipimpin oleh nakhoda yang bisa mengelola risiko gelombang di lautan. Alam menempa seseorang untuk menjadi kuat, dan alam menyeleksi manusia untuk tampil sebagai pemenang. Dan bagi mereka yang kalah, jangan berputus asa karena dibalik setiap kejadian tersimpan hikmah besar yang tersembunyi.
“Man jadda wa jadda”, siapa yang berusaha pasti akan berhasil. Berbagai kegagalan sering kita temui, namun kegagalan itu bukan suatu yang membuat kita merasa putus asa. Kegagalan bisa menggembleng kita untuk menjadi lebih kuat dan memahami semua itu secara baik dan dalam.
Dengan diterapkannya manajemen risiko di suatu perusahaan, ada beberapa manfaat yang akan diperoleh, yaitu :
- Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan.
- Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul.
- Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari risiko dari pengaruh terjadinya kerugian dari segi finansial.
- Dengan konsep manajemen risiko yang dirancang secara detail, maka perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara berkelanjutan.
Untuk mengimplementasikan manajemen risiko secara komprehensif, ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan, yaitu :
- Mengidentifikasi risiko dan bentuk-bentuknya
- Menempatkan ukuran-ukuran risiko
- Menempatkan dan menganalisis alternatif-alternatif
- Memutuskan suatu alternatif
- Melaksanakan dan mengontrol alternatif yang dipilih
- Mengevaluasi jalannya alternatif yang dipilih
Identifikasi risiko dilakukan agar variable risiko yang dinilai, dievaluasi dapat diketahui, serta dapat diidentifikasi dan ditangani dengan metode sebagai berikut :
- Check list
- Thinking prompts
- HAZOP (Hazard and Operability)
- Past data
- Audits
- FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
- Critical Incident Analysis
Penggunaan masing-masing perangkat di atas dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan efektivitas sumber risiko yang akan diidentifikasi. Namun hasil akhirnya diklarifikasi kembali dengan melakukan evaluasi dan kaji ulang terhadap variabel risiko yang telah diidentifikasi. Hasil akhir identifikasi risiko dapat dicapai dengan menggunakan alat uji statistik deskriptif atau metode justifikasi pakar serta metode lainnya agar prosesnya lebih valid.
Penilaian risiko dilakukan melalui tiga tahapan untuk memastikan objektivitas variabel risiko dengan cara menilai tingkat pentingnya, menganalisis kategori risko untuk mengetahui klasifikasinya, serta menilai porsi risiko dengan memberikan kriteria tertentu. Menentukan besar porsi risiko, yang dinominalkan dalam bentuk biaya risiko, dihitung berdasarkan nilai Expected Monetary Value (EMV), yang merupakan hasil dari penggandaan probabilitas kejadian dengan besarnya konsekuensi. EMV = Probabilitas x Konsekuensi.
Kesimpulan :
Suatu proyek atau bisnis pasti memiliki risiko. Manajemen risiko pada intinya adalah, kita harus membuat rencana dan implementasi untuk setiap risiko yang teridentifikasi, karena tindakan yang kita ambil dalam mengantisipasi risiko itulah yang menjadi hal utama dalam manajemen risiko.
Referensi :
[1] Fahmi, Irham, Manajemen Strategis – Teori dan Aplikasi, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2017.
[2] Husen, Abrar, Manajemen Proyek – Perencanaan, Penjadwalan, dan Pengendalian Proyek, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2011.
[3] Project Management Institute, A Guide to the Project Management Body of Knowledge 7th Edition, Project Management Institute, Inc. Pennsylvania, 2021.
[4] Tantra, Rudi, Manajemen Proyek Sistem informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2012.