“The happiness of your life depends upon the quality of your thoughts”
Marcus Aurelius
Manusia sebagai makhluk sosial, dengan berbagai latar belakang, lingkungan, dan juga rutinitas yang dihadapi setiap harinya berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya. Hal ini menghadirkan cerita hidup yang beragam dari masing-masing individu, ada yang merasa bahagia dan menikmati hidup yang sedang dijalani, ada juga yang merasa biasa saja dan menjalani hidup sebagai sebuah rutinitas yang sama setiap harinya, namun ada juga yang sedang mengalami kegundahan atau kesulitan dalam hidupnya.
Kita sebagai makhluk beragama yang dekat dengan penciptanya, pasti sudah paham bagaimana cara kita untuk memulihkan diri atau menghindari situasi yang sulit dan membuat diri kita merasa gelisah dan gundah gulana.
Namun di sini penulis akan mencoba mengajak pembaca untuk melihat dan menjalani hidup dari sudut pandang lain berdasarkan Stoisisme, sebuah falsafah hidup Yunani kuno yang dikembangkan dan diajarkan oleh beberapa tokoh Filsuf seperti Zeno, Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius. Kita bisa mencoba beberapa hal berikut yang termasuk dalam metode ajaran Stoisisme untuk mendapatkan kehidupan yang lebih tenang dan bahagia.
Mengetahui batasan kita
Sebagai manusia yang hidup dan berinteraksi dengan banyak orang, kita harus bisa menelaah hal apa saja yang berada dalam kendali kita, dan mana yang di luar kendali kita, agar kita bisa lebih fokus hanya kepada hal-hal yang berada dalam kendali kita.
Dengan fokus melakukan yang terbaik pada hal-hal yang berada dalam kendali kita, akan memberikan rasa percaya diri yang lebih besar pada diri kita dalam melakukan sesuatu yang akan membuat kita menjadi lebih baik, dan juga dapat mengantisipasi rasa kecewa karena kita tidak berharap kepada sesuatu yang di luar kendali kita, sikap ini akan membawa pikiran kita untuk menjadi lebih tenang dan bahagia.
Semua ini hanya sementara
“There is nothing permanent except change.”
Heraclitus
Segala yang terjadi di dunia ini sifatnya hanya sementara, tidak ada yang kekal untuk selamanya. Manusia dilahirkan, lalu kemudian beranjak dewasa hingga akhirnya tua dan mati. Bila kita bisa memahami konsep bahwa semua yang kita lakukan ini hanyalah sementara, maka sudut pandang dan juga cara kita bersikap pun akan menjadi lebih bijak. Kita menjadi mengerti bahwa kita berada dalam waktu yang terus berjalan, dan akan lebih baik bila kita menjalaninya untuk melakukan kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat bagi diri kita ataupun orang lain.
Bersiaplah untuk hal terburuk
“Hoping for the best, prepared for the worst, and unsurprised by anything in between.”
Maya Angelou
Mempersiapkan diri dan juga menyiapkan rencana terhadap apa yang ingin kita capai dalam hidup adalah sebuah keniscayaan bila kita ingin mendapatkan hasil yang terbaik. Namun ada baiknya kita juga sudah bersiap untuk menghadapi situasi terburuk dari apa yang telah kita rencanakan.
Mengantisipasi terhadap hal terburuk yang mungkin bisa terjadi dalam hidup atau rencana yang sudah kita buat bukan berarti menjadikan kita orang yang pesimis, namun ini justru akan menyelamatkan kita dari rasa kecewa yang terlalu dalam bila ternyata hidup tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita sudah rencanakan.
Selalu menjaga nilai budi luhur
Menjaga diri untuk selalu bersikap dan bertutur kata dengan penuh kesantunan, akan memberikan rasa tenang pada diri kita. Dan ini akan membawa kita untuk berani menghadapi situasi apapun, karena kita yakin bahwa yang kita lakukan atau katakan tidak menyimpang dari nilai-nilai moral.
Sikap santun dan tenang yang kita biasakan dalam keseharian kita, tidak hanya akan memberikan aura positif bagi diri kita namun juga menularkannya kepada orang-orang yang ada di sekitar kita.
Istirahatlah sejenak
Saat menghadapi situasi sulit dan membuat kita stres, dan setelah kita bekerja keras dalam waktu yang panjang, maka ada baiknya kita untuk berhenti sejenak dari seluruh rutinitas yang biasa kita lakukan.
Gunakan momen istirahat ini untuk menjernihkan pikiran, menghabiskan waktu yang berkualitas bersama keluarga atau orang-orang terdekat kita. Kita kumpulkan kembali seluruh energi sebelum akhirnya kita kembali menjalani rutinitas kita dengan lebih baik lagi dari sebelumnya.
Put yourself in others’ shoes
Empati, sebuah kata sederhana namun memiliki makna yang kuat. Dengan selalu menjaga hati kita untuk selalu memiliki rasa empati kepada orang lain, kita akan selalu berusaha memahami situasi yang dihadapi oleh setiap lawan bicara kita.
Bob Iger, CEO Disney saat ini pun pernah bercerita dalam bukunya The Ride of a Lifetime, saat dia berusaha menyelesaikan masalah dengan Roy Disney, keponakan dari pendiri Disney yaitu Walt Disney. Bob Iger mengajak Roy berbicara, dan mendengarkan dari Roy dan juga teman dekatnya Stanley Gold tentang apa yang menjadi dasar atau pemicu dari masalah yang terjadi. Proses mendengarkan dan memahami kondisi dari lawan bicaranya itu, serta dengan menunjukan rasa hormat lah yang kemudian menjadi solusi dari masalah yang sudah berlarut-larut dan mungkin bisa mengancam posisi dari Bob Iger sebagai CEO Disney.
Berbicaralah seperlunya
Sampaikan sesuatu secukupnya, jangan bicara terlalu banyak. Kalau pun kita harus berbicara, bicaralah dengan menggunakan kata-kata yang baik dan berkenan bagi orang lain.
Dengan berbicara seperlunya, juga akan membuka kesempatan untuk kita agar lebih bisa mendengarkan orang lain.
Berada di antara orang-orang yang bijak
Untuk menjadikan diri kita lebih bijak, lebih tenang dalam menghadapi hidup, maka usahakanlah agar kita juga selalu berada diantara orang-orang yang bijak. Lingkungan sangat terbukti berpengaruh terhadap karakter dan cara seseorang bersikap.
Jangan BAPER!!
Dalam bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain, usahakan jangan terlalu dibawa perasaan (baper). Kalau ada yang menyinggung perasaan kita, sikapi saja dengan santai, tidak semua harus dihadapi dengan emosi yang justru malah membuang energi.
Rubah halangan menjadi kesempatan
Dan yang terakhir adalah, usahakan untuk selalu memiliki growth mindset, menjaga mentalitas untuk selalu berfikir positif.
Dalam kehidupan sehari-hari halangan akan selalu ada, dan dengan kita selalu bersikap tenang dan berani menghadapi halangan tersebut, maka akan ada kesempatan baru yang muncul bagi kita. Namun bila kita misalkan memilih jalan yang berbeda, yaitu selalu menghindar bila menemukan halangan dalam hidup, maka kita tidak akan pernah bisa melihat kesempatan baru tersebut di depan kita.
Ryan Holiday menuliskan dalam bukunya The obstacle is the way, kita bisa melihat hal buruk terjadi dalam hidup kita dengan rasa syukur dan tanpa penyesalan, karena kita berhasil merubahnya dari sebuah bencana menjadi keuntungan, dari kekalahan menjadi KEMENANGAN.
Referensi:
- Ryan Holiday and Stephen Hanselman, The Daily Stoic, Portofolio, 2016
- Ryan Holiday, The Obstacle is The Way, Random House, 2014
- Robert Iger, The Ride of a Lifetime, Random House, 2019