Time Management, Chunking and Multitasking

Reading Time: 3 minutes

Salah satu yang sering dilalaikan oleh manusia adalah waktu luang. Di mana manusia memiliki jeda dalam rumitnya aktivitas sehari-sehari. Orang sesibuk apapun bekerja – baik di kantor, sekolah, pabrik, pasar, ladang, sawah dan sebagainya, pastilah mempunyai waktu luang di tengah-tengah kesibukannya. Dan dari waktu luangnyalah manusia membangun kerangka sejati mengenai dirinya.

Bagaimana memanfaatkan waktu luang tersebut ? Marilah kita coba telaah tentang kiat-kiat manajemen waktu seperti di bawah ini :

  1. Membuat skala prioritas – Lebih penting, penting, tidak penting.

Banyak hal yang penting dalam hidup, akan tetapi yang perlu kita pahami adalah mana yang penting dan mana yang lebih penting. Dengan mengetahui prioritas pada hal yang lebih penting, maka kita akan mendahulukan yang lebih penting daripada hal-hal yang kurang begitu penting apalagi hal-hal yang tidak bermanfaat.

Prioritas Pertama : Kegiatan Penting dan Mendesak.

Prioritas Kedua : Kegiatan Penting namun Tidak Mendesak.

Prioritas Ketiga : Kegiatan Tidak Penting namun Mendesak.

Prioritas Keempat : Kegiatan Tidak Penting dan Tidak Mendesak.

 

  1. Meninggalkan hal-hal yang sia-sia atau tidak bermanfaat dan berlebihan dari yang sewajarnya, serta menghilangkan kebiasaan menunda-nunda.

Selanjutnya kita akan tinjau tentang Chunking dan multitasking yang berkaitan juga dengan manajemen waktu. Dalam psikologi, chunking merupakan strategi untuk memanfaatkan memori secara lebih efisien. Misalnya, “Be Ki Bo Lang” – Kita akan segera bisa mengingat bahwa itu adalah “Belok Kiri Boleh Langsung”. Mengapa begitu ? Meskipun urutan hurufnya tidak berubah, mengelompokkannya dengan cara yang berbeda akan memberikan hasil yang jauh berbeda. Para psikolog menyebutnya dengan chunking. Untuk mencapai tujuan kita, chunking merupakan strategi penggunaan waktu dan jadwal secara lebih efisien. Chunking memampukan kita untuk menyelesaikan lebih banyak hal dengan mengelompokkan sejumlah tugas.

Sedangkan multitasking tidak bisa bekerja dengan baik karena meliputi dua atau lebih aktivitas yang bersaing untuk sumber yang sama. Pelaku multitasking pada umumnya mencoba mendengarkan pesan sambil membaca sebuah laporan, berbicara dengan rekan kerja sambil mengetik email, dan sebagainya. Masalah yang terkandung dalam kegiatan tersebut adalah semua tugas bersaing untuk sumber yang terbatas.

Jadi, bagaimana cara chunking menghindari kegagalan multitasking? Triknya adalah dengan memilih dua tugas yang tidak berkompetisi memperebutkan sumber yang sama, dengan cara mengkombinasikan tugas mental dengan tugas fisik. Beginilah cara kita menjadi ahli chunking dalam sekejap, yaitu dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :

  1. Buatlah daftar aktivitas waktu diam. Waktu diam di sini bukan waktu ketika kita tidak memiliki rencana apapun, tetapi waktu yang kita habiskan untuk melakukan aktivitas yang tidak membutuhkan otak sehingga membuat kita merasa telah membuang-buang waktu. Contohnya, saat mandi, menyikat gigi, berpakaian, duduk di ruang tunggu, menyapu lantai, membuang sampah, dan lain-lain. Coba pikirkan aktivitas kita pada umumnya dan catat semua waktu diam kita. Carilah dan catatlah waktu diam yang dapat diprediksi dan berulang kali terjadi.
  2. Pikirkan berbagai aktivitas positif yang ingin kita lakukan lebih sering. Contohnya, jika cita-cita kita ingin memiliki tubuh yang langsing, aktivitas yang dapat membantu kita meraih tujuan tersebut, misalnya melakukan peregangan, jogging tiga kali seminggu, mengangkat beban dua kali seminggu, dan berjalan kaki setiap hari selama 30 menit.
  3. Tentukan, apakah aktivitas tersebut membutuhkan kerja otak atau fisik kita? Dengan kata lain, apakah aktivitas itu akan meliputi kegiatan berpikir atau bersifat fisik.
  4. Buatlah kombinasinya. Carilah kesempatan untuk mengkombinasikan aktivitas otak dan aktivitas fisik.

 

Kesimpulan :

  1. Waktu bagaikan pedang. Jika kita tidak menggunakannya maka waktu yang akan memotongnya. Dan jika diri kita tidak menyibukkan dalam kebaikan, pasti tersibukkan dengan hal yang sia-sia.
  2. Waktu itu lebih berharga daripada emas, karena waktu adalah perhiasan manusia dan kesempatan hidup yang paling berharga.

 

Referensi :

[1] Fahmi, Irham, Manajemen – Teori, Kasus, dan Solusi, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014.

[2] Jatmiko, Wisnu, Time ManagementEtos Kerja Seorang Muslim, Universitas Indonesia, Jakarta, 2022.

[3] Pagliarini, Robert, The Other 8 Hours, Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2010.

 

 

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Dani Pradana
Dani Pradana
Senior Project Manager, Senior Lecturer. Alumni of Universitas Indonesia and Institut Teknologi Bandung
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi