Lead by Heart and Managed by Head

Reading Time: 3 minutes

Kepemimpinan dan manajemen adalah ibarat sekeping mata uang logam yang tidak bisa dipisahkan, bisa dikaji secara terpisah namun harus dilihat sebagai satu kesatuan. Kepemimpinan adalah suatu seni, fungsi, proses dan kemampuan dalam mempengaruhi dan mengarahkan tim dengan cara kepatuhan, kepercayaan dan kesetiaan agar berbuat sesuatu sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kepemimpinan fokus pada bagaimana menginspirasi tim yang dipimpinnya agar mereka aktif  berpartisipasi dalam proses perubahan yang dicanangkan perusahaan. Manajemen lebih fokus pada bagaimana mengalokasikan sumberdaya agar kompleksitas pekerjaan bisa diatur secara efektif dan efisien. Jadi, jika kepemimpinan lebih berkaitan dengan hati (heart), manajemen lebih banyak berkaitan dengan urusan logika berpikir (head).

 

Lead by heart

Memimpin dengan hati yaitu menjalankan praktek kepemimpinan dengan menggunakan sentuhan emosional dan spiritual yang bisa menggerakkan hati tim  yang dipimpin,  mengandalkan kemampuan pemimpin dalam hal :

  • Menginspirasi dan membesarkan hati
  • Membangun empati
  • Mengembangkan komunikasi yang intim dan teduh
  • Memotivasi dan menggugah optimisme
  • Memberikan pengakuan dan penghargaan

Dengan mengandalkan kekuatan hati, maka sisi emosional dan spiritual tim yang dipimpin akan tersentuh dan tergugah, sehingga mereka memiliki semangat yang luar biasa dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Untuk menjalankan lead by heart maka kita harus immerse, melibatkan diri dengan tim yang dipimpin, tidak bisa hanya ada di belakang meja. Kita harus selalu berbagi dan terkoneksi secara emosional dengan mereka. Caranya antara lain dengan :

  • Menjalin komunikasi intens
  • Memberikan perhatian penuh terhadap pekerjaan yang mereka lakukan
  • Banyak mendengar keluh kesah mereka menghadapi masalah yang didahapi
  • Mengembalikan moral dan semangat saat mereka mengalami kegagalan
  • Membesarkan hati dengan memberikan pengakuan dan pujian ketika berhasil mewujudkan target perusahaan

Lead by heart juga menuntut kita untuk menjadi role model, panutan bagi tim, menjalankan kepemimpinan dengan contoh, yaitu diri kita sendiri. Lead by heart dilaksanakan lebih banyak bukan melalui kata-kata, tetapi perbuatan konkret di lapangan. Kita tidak bisa hanya memberi perintah, tetapi juga mempraktekannya. Hanya dengan menempatkan diri sebagai contoh, maka kita akan mendapatkan kepercayaan dan komitmen dari tim sehingga kita bisa menjalankan lead by heart secara baik. Dengan model kepercayaan  dan komitmen, tim akan melakukan seluruh pekerjaan yang kita amanahkan dengan sepenuh hati dan passionate.

Untuk mendapatkan gambaran bagaimana lead by heart dijalankan, maka bisa dilakukan dengan cara mengacu pada proses kepemimpinan yang dirumuskan oleh John Kotter yaitu directing people, aligning people, dan motivating people, atau disederhanakan dengan suatu istilah inspiring people. Directing people bisa dilakukan dengan cara membangun hope, dream, imagination, confidence dan sense of pride. Aligning people dengan cara open communications serta build trust dan team spirit. Sedangkan, motivating people dapat dilakukan dengan cara empowering, small winning, dan recognition.

 

Managed by head

Burung elang bisa terbang tinggi nun jauh di angkasa, tetapi bisa juga terbang sangat rendah untuk menjemput mangsa di sawah atau permukaan sungai. Seorang pemimpin, di suatu sisi harus bisa bermimpi, berimajinasi, dan mengembangkan strategi yang visioner menjangkau jauh ke depan, tetapi di sisi lain harus mampu turun gunung melakukan perencanaan dan menerjemahkan visi tersebut menjadi langkah konkret yang bisa dieksekusi oleh tim. Yang pertama adalah fungsi kepemimpinan dan kedua fungsi manajemen. Kalau kepemimpinan harus dilaksanakan dengan menggunakan hati, maka manajemen harus menggunakan rasio dan logika yang disiplin.

Dalam buku The Leadership Engine, Noel Tichy mengemukakan konsep The Leadership Teachable View. Menurut pakar dari Michigan Business School ada tiga kapasitas yang harus dimiliki oleh pemimpin, yaitu : Idea, Values, dan E3 (Emotional, Energy, Edge). Ide yang diciptakan oleh pemimpin bisa dalam bentuk yang strategis dan berdimensi jangka panjang seperti visi, platform, atau model bisnis. Namun juga bisa dalam bentuk ide dan konsep yang taktikal dan operasional.

Untuk mendapatkan gambaran bagaimana managed by head dijalankan, maka bisa dilakukan dengan cara mengacu pada proses manajemen sebagai berikut : planning, organizing, dan controlling. Seperti dirumuskan oleh Kotter, hasil dari proses manajemen adalah terciptanya keteraturan dari proses yang telah ada. Dengan mengetahui praktek manajemen, kita diharapkan memiliki guidance untuk diterapkan pada situasi dan kondisi yang dihadapi.

 

Kesimpulan:

Pemimpin haruslah mengutamakan pada proses kepemimpinan daripada manajemen : lead more, manage less. Sebagai pemimpin, kita tidak boleh terjebak dan terobsesi pada hal-hal detail yang justru menyita waktu dan energi. “Don’t micromanage … Don’t manage every detail,” kata Jack Welch. Tugas pemimpin adalah melihat gambaran besar yang merupakan isu strategis dan penting yang dihadapi oleh organisasi. Jangan sampai kita mengurusi hal yang tidak penting, dan justru mengesampingkan hal-hal penting dan strategis. Jadi, elang harus lebih banyak terbang tinggi, daripada bermanuver ke bawah.

 

Referensi :

[1] Fahmi, Irham, Manajemen – Teori, Kasus, dan Solusi, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014.

[2] Maxwell, John C., The Five Levels of Leadership – Proven Steps to Maximize Your Potentials, Hachette Book Group, Inc., 2011.

[3] Project Management Institute, A Guide to the Project Management Body of Knowledge 7th Edition, Project Management Institute, Inc. Pennsylvania, 2021.

[4] Yahya, Arief, Great Spirit, Grand Strategy – Corporate Philosophy, Leadership Architecture, and Corporate Culture for Sustainable Growth, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2013.

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Dani Pradana
Dani Pradana
Senior Project Manager, Senior Lecturer. Alumni of Universitas Indonesia and Institut Teknologi Bandung
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi