Balanced Scorecard and Activity Based Costing

Reading Time: 3 minutes

Balanced Scorecard (BSC) adalah kumpulan ukuran kinerja terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan dan mendukung strategi tersebut secara keseluruhan. Konsep pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard pertama kali dipublikasikan pada artikel Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam sebuah artikel berjudul “Balanced Scorecard – Measures that Drive Performance”.

Balanced Scorecard merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk mendukung perwujudan visi, misi, dan strategi perusahaan yang menekankan pada empat kajian dengan target bersifat jangka panjang seperti yang dijelaskan dan digambarkan di bawah ini yaitu :

  1. Perspektif keuangan (financial) : Strategi pertumbuhan, profitabilitas, risiko dipandang dari sisi pemegang saham. Pertanyaan yang sering diajukan pada perspektif ini yaitu :
  1. Sudahkah kinerja keuangan perusahaan meningkat?
  2. Apakah sasaran keuangan perusahaan?
  1. Perspektif pelanggan (customer) : Strategi untuk menciptakan nilai dan diferensiasi dari kaca mata pelanggan. Nilai pelanggan menurut Kaplan dan Norton dapat dirumuskan dengan persamaan berikut, Nilai = Fungsi + Mutu + Citra + Harga + Waktu + Hubungan. Pertanyaan yang sering diajukan pada perspektif ini yaitu : Apakah pelanggan mengakui bahwa perusahaan memberikan nilai yang lebih?
  2. Perspektif bisnis internal (internal process) : Prioritas strategi atas berbagai proses bisnis yang menciptakan kepuasan pelanggan dan pemegang saham. Pertanyaan yang sering diajukan pada perspektif ini yaitu :
  1. Apakah perusahaan telah meningkatkan proses bisnis utama sehingga dapat memberikan nilai yang lebih kepada pelanggan?
  2. Proses bisnis internal apa yang kritis untuk menyediakan nilai bagi pelanggan?
  1. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth) : Berbagai prioritas untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perubahan, inovasi, dan pertumbuhan secara organisasional. Pertanyaan yang sering diajukan pada perspektif ini yaitu :

Apakah perusahaan memelihara kemampuan untuk mengubah dan meningkatkan sesuatu hal?

Gambar – Balanced Scorecard perspektif

 

Keempat bidang tersebut bekerja sebuah kerangka dalam memperkuat terwujudnya visi dan misi perusahaan. Dari penggunaan kerangka strategis tersebut diharapkan akan membentuk suatu manajemen kinerja korporat yang bekerja secara efektif dan efisien.

Berikutnya akan ditinjau tentang Activity Based Costing – memberikan  suatu gambaran yang jelas mengenai cost driver dalam organisasi dan kesempatan untuk melakukan reduksi biaya melalui keputusan tentang bauran produk dan pelanggan, hubungan dan syarat pelanggan, desain produk, dan perbaikan aktivitas serta proses.

Balanced Scorecard merupakan pendekatan pelengkap  yang secara khusus mengidentifikasi pelanggan yang ditargetkan, apa yang pelanggan nilai, dan proses, kemampuan, dan kompetensi yang suatu organisasi harus unggul untuk memberikan proposisi nilai yang unik kepada pelanggan yang ditargetkannya. Dengan demikian antara Balanced Scorecard dan Activity Based Costing dapat bekerja sama dengan baik.

Activity Based Costing mengidentifikasikan cost driver organisasi dari tindakan yang diambil untuk mengurangi biaya, sambil memberikan nilai yang sama kepada pelanggan. Sedangkan Balanced Scorecard mengidentifikasi value driver dari strategi organisasi dan sistem manajemen baru untuk meluruskan organisasi terhadap strategi. Kedua sistem tersebut saling beririsan pada beberapa tempat.

Pada perspektif pelanggan, kemampulabaan pelanggan hanya dapat diukur jika suatu sistem    Activity Based Costing yang didesain dengan baik dapat menghitung biaya melayani pelanggan individual. Untuk keunggulan operasional pada perspektif internal, sistem Activity Based Costing mengukur biaya untuk aktivitas proses yang kritikal. Dan sistem Activity Based Costing dapat membantu pada tahap formulasi strategi dalam mengembangkan Balanced Scorecard dengan cara mengidentifikasi biaya-biaya untuk melayani segmen pelanggan yang berbeda, memudahkan pilihan mengenai segmen mana yang harus menjadi target  untuk strategi suatu perusahaan.

 

Referensi :

[1] Fahmi, Irham, Manajemen – Teori, Kasus, dan Solusi, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014.

[2] Kaplan, Robert S. and David P. Norton, The Balanced Scorecard – Translating Strategy into Action, Harvard Business School Press, Boston, Massachusetts, 1996.

[3] Mulyadi, Balanced Scorecard – Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001.

[4] Tunggal, Amin Widjaja, Memahami Konsep Balanced Scorecard, Harvarindo, 2002.

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...
Dani Pradana
Dani Pradana
Senior Project Manager, Senior Lecturer. Alumni of Universitas Indonesia and Institut Teknologi Bandung
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi