Nadiem Makarim dan Kabinet Jokowi yang Agile

Reading Time: 3 minutes

Menyambung tulisan saya di bulan Agustus mengenai kabinet agile yang menjadi kenyataan, yaitu Nadiem Makarim menjadi menteri dan Sri Mulyani tetap dipertahankan, maka saya lanjutkan seri tulisan Kabinet Agile.

Menyambut dan menghadapi era disruptif dengan maraknya startup company yang agile (gesit dan lincah), tampaknya Jokowi serius memasang strategi sangat matang dengan membuat 7 Perintah Presiden untuk Kabinet Indonesia Maju.

Apakah kebetulan 7 perintah Jokowi dengan prinsip-prinsip agile agar pemerintahan kita menjadi gesit dan lincah?

Pertama-tama, agility bisa terbentuk dengan satu syarat yang paling dasar, yaitu orang-orang di dalamnya. Dengan susunan Kabinet Indonesia Maju saat ini, harus diakui, tidak semua orang di dalamnya memiliki karakter agile, tapi lebih baik kita fokus kepada orang-orang yang memiliki karakter agile tersebut.

Selain Nadiem yang telah saya tebak jauh sebelum pengumuman Kabinet Indonesia Maju, ada sosok-sosok milenial yang diharapkan menunjukkan agility-nya, seperti Erick Thohir dan Wishnutama yang memang telah terbukti hasil kerjanya,

Berikutnya kita ulas 7 Perintah Presiden dan Wakil Presiden:

  1. Jangan korupsi! Menciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi.

Ketegasan kata kunci di sini, tidak lagi menggunakan kata-kata normatif seperti: jauhilah, hindarilah, dll. Kata-kata normatif ini sering bias dan disalahgunakan. Misalnya, “kalau tidak bisa dihindari korupsinya, bagaimana dong?”

Dengan kata “jangan,” maka tertutuplah arti biasnya dan ditegaskan kembali dengan penjelasan apabila ada celah, maka tutuplah celah tersebut. Ini juga pesan yang sangat jelas dan bisa dipahami oleh semua orang. Jadi, bukan saja kita dilarang korupsi, namun kita juga diminta melihat dan menutup celah yang ada. Strong message!

  1. Tidak ada visi-misi menteri, yang ada adalah visi-misi Presiden dan Wakil Presiden.

Ini artinya Jokowi mau mempercepat realisasi visi dan misi yang dengan cara memangkas jenjang-jenjang yang bisa menimbulkan miskomunikasi pesan dari Presiden ke bawah-bawahnya. Tidak heran apabila pesan ini diwujudkannya dengan rencana memangkas eselon di pemerintahan menjadi hanya 2 eselon.

Kalau di startup company, ini biasa disebut dengan flat organization, mengurangi birokrasi, mempercepat inovasi dan kemajuan. Hit the target!

  1. Kerja cepat, kerja keras, kerja produktif!

Yang ini sudah sangat jelas sekali artinya. Namun, satu hal, yaitu agile bukan berarti kerja lebih cepat tapi sebenarnya lebih efisien. Istilah awamnya adalah kalau bisa lebih cepat, kenapa dibuat lebih lambat.

  1. Jangan terjebak rutinitas yang monoton!

Inovasi dan kemajuan tidak bisa lahir dengan cara hanya di zona nyaman melakukan business as usual. Tapi dengan cara continuous improvement, mencari cara yang lebih baik dan lebih efisien dalam bekerja. Tidak heran muka-muka muda menghiasi wajah Kabinet Indonesia Maju dengan karakter entrepreneur, seperti Nadiem, Erick Thohir dan Wishnutama.

  1. Kerja berorientasi pada hasil nyata! Tugas kita tidak hanya menjamin sent, tapi delivered!

Kalau di prinsip agile, ini sangat mengena yaitu “working software is the primary measure of progress” (mungkin hanya Nadiem yang langsung bisa pahami). Artinya, sudah cukup waktunya hanya menerima laporan tanpa hasil nyata. Pemimpin harus melihat progres konkret dari suatu pekerjaan, atau seeing is believing.

  1. Selalu cek masalah di lapangan temukan solusinya!

Mengena juga di prinsip agile, yaitu Inspect & Adapt dan berhubungan dengan perintah sebelumnya. Sudah tidak relevan lagi hanya menerima laporan dari bawahan, tapi harus cek langsung ke lapangan dan dengan leadership agile, yaitu servant-leaderhsip harus memberikan contoh (lead by example) dan mencari solusi, tidak auto-pilot!

  1. Semuanya harus serius dalam bekerja. Saya pastikan yang tidak bersungguh-sungguh, tidak serius, bisa saya copot di tengah jalan!

Perintah Jokowi diakhiri dengan syarat utama dari semua ini, yaitu di prinsip agile disebut dengan “build projects around motivated individuals.” Tanpa orang-orang yang memiliki motivasi tinggi untuk memajukan Indonesia, sulit untuk bisa benar-benar maju.

Karena itu, saya merasa strategi membangun pemerintahan yang agile telah dimulai dengan sangat baik dengan susunan kabinet yang segar, muda, berjiwa entrepreneur, dan paling penting mereka cinta terhadap Negara Kesataan Republik Indonesia.

Lantas, apa tantangan yang akan dihadapi oleh Kabinet Indonesia Maju dari perspektif agility? Tunggu lanjutannya, ya.

Sumber: https://geotimes.id/kolom/nadiem-makarim-dan-kabinet-jokowi-yang-agile/

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi