Six Thinking Hats

Reading Time: 3 minutes

Rapat merupakan bagian penting dari kehidupan kita, namun sering kali rapat jadi bertele-tele tanpa tujuan pasti dan membuang-buang waktu kita yang berharga. Dalam Six Thinking Hats, Edward de Bono menunjukkan bahwa rapat-rapat tersebut  bisa diubah untuk melahirkan hasil-hasil yang tepat dan cepat setiap waktu.

Berpikir adalah sumber daya manusia yang mendasar. Tetapi kita tidak pernah bisa puas dengan kemampuan kita yang sangat penting. Tak peduli sebaik apapun kita jadinya, kita akan selalu  ingin menjadi lebih baik. Kesulitan utama dari berpikir adalah kebingungan. Kita berusaha melakukan terlalu banyak secara bersamaan. Emosi, informasi, logika, harapan, dan kreativitas semuanya berdesakan dalam diri kita. Ini bagaikan memainkan terlalu banyak bola.

Metode Enam Topi Berpikir adalah sebuah teknik sederhana yang sangat efektif berdasarkan ragam cara berpikir otak. Kecerdasan, pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki setiap orang dimanfaatkan guna mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat dengan cepat.  Masing-masing dari enam topi berpikir memiliki warna : putih, merah, hitam, kuning, hijau, dan biru.

Warna itu menentukan nama topinya, dengan penjelasan sebagai berikut :

  1. Topi putih

Putih itu netral dan objektif. Topi putih berurusan dengan fakta-fakta dan angka-angka yang obyektif.

  1. Topi merah

Merah menandakan kemarahan (rasa jengkel), murka, dan emosi. Topi merah memberikan pandangan emosional.

  1. Topi hitam

Hitam berarti suram dan serius. Topi hitam berarti bersikap waspada dan hati-hati. Ini menunjukkan kelemahan-kelemahan pada sebuah gagasan.

  1. Topi kuning

Kuning berarti cerah dan positif. Topi kuning berarti bersikap optimistis dan mencakup harapan serta berpikir positif.

  1. Topi hijau

Hijau berari rumput, tumbuh-tumbuhan, dan pertumbuhan yang subur, berlebihan. Topi hijau menandakan kreativitas dan gagasan baru.

  1. Topi biru

Biru berarti tenang dan juga merupakan warna langit, yang lebih tinggi dari segalanya. Topi biru berurusan dengan kendali, pengaturan, dari proses berpikir dan pemakaian topi-topi lainnya.

Ada dua acara dasar dalam menggunakan topi. Topi-topi bisa dipakai secara terpisah untuk meminta jenis pemikiran. Atau, topi-topi bisa dipakai secara berurutan untuk menyelidiki suatu pokok persoalan atau menyelesaikan suatu masalah.

 

Penggunaan terpisah

Topi-topi dipakai sebagai simbol untuk meminta jenis pemikiran tertentu. Selama berlangsungnya percakapan atau diskusi, kita mungkin sampai di satu titik ketika dibutuhkan untuk memunculkan pilihan baru.

 

Penggunaan berurutan

Topi-topi juga bisa digunakan satu demi satu dalam urutan tertentu.

  1. Topi mana pun bisa dipakai sesering mungkin.
  2. Tidak perlu memakai semua topi.
  3. Urutannya bisa saja terdiri dari dua, tiga, empat topi atau lebih.

Ada 2 jenis urutan yang umum : berkembang dan ditetapkan lebih dulu. Dengan urutan yang berkembang, kita memilih topi pertama (atau fasilitator yang memilih). Jika topi itu selesai di diskusikan, topi berikutnya dipilih, dan begitu seterusnya. Urutan yang ditetapkan lebih dulu, dibuat di awal rapat, yang diawali dengan topi biru. Urutannya dijelaskan lebih dulu, kemudian diikuti. Sedikit variasi bisa dilakukan, bergantung pada hasilnya.

 

Disiplin

Disiplin sangatlah penting. Anggota kelompok harus terus memakai topi yang ditunjuk saat itu. Hanya pemimpin kelompok, ketua, atau fasilitator yang dapat mengusulkan pergantian topi. Topi-topi tidak bisa dipakai untuk menggambarkan apa yang ingin kita katakan, tapi topi-topi menunjukkan arah berpikir.

 

Pemilihan waktu

Berapa lama waktu harus disediakan untuk membahas setiap topi? Sebaiknya mengatur waktu yang singkat. Hal ini memaksa orang-orang untuk berkonsentrasi pada apa yang sedang mereka lakukan dan mengurangi sikap kurang tegas tanpa tujuan. Jauh lebih baik memberi waktu yang singkat dan memperpanjangnya daripada memberi waktu yang lama dan membuat orang-orang duduk memikirkan apa yang harus dikatakan.

 

Panduan

Tidak ada satu urutan yang benar untuk diikuti. Urutan topi apapun yang masuk akal bagi kita akan berguna. Beberapa urutan cocok untuk menyelidiki, urutan lain cocok untuk memecahkan masalah, untuk menyelesaikan pertikaian, untuk membuat keputusan, dan sebagainya.

Topi biru harus selalu dipakai baik pada awal maupun pada akhir sesi – seperti dua penyangga buku. Topi biru pertama menunjukkan :

  1. Mengapa kita berada di sini
  2. Apa yang sedang kita pikirkan
  3. Kejelasan tentang situasinya (persoalannya)
  4. Kejelasan alternatifnya
  5. Apa yang ingin kita capai
  6. Apa yang ingin kita selesaikan
  7. Latar belakang pemikiran
  8. Rencana topi yang akan digunakan

Topi apa yang dipakai setelah topi biru pertama bergantung pada jenis pemikiran.

Topi biru terakhir menunjukkan :

  1. Apa yang telah kita capai
  2. Hasil
  3. Kesimpulan
  4. Rencana
  5. Solusi
  6. Langkah-langkah selanjutnya

Ada 2 tujuan utama untuk konsep Enam Topi Berpikir. Tujuan pertama adalah menyederhanakan pemikiran dengan memungkinkan seorang pemikir menangani satu hal secara berurutan. Daripada harus menghadapi emosi, logika, informasi,harapan, dan kreativitas pada waktu bersamaan, pemikir mampu menghadapi semuanya itu secara terpisah.

Tujuan utama kedua adalah memungkinkan terjadinya pergantian dalam proses berpikir. Jika seseorang dalam suatu rapat terus-menerus bersikap negatif, orang itu bisa diminta untuk melepaskan topi berpikir hitamnya.

 

Kesimpulan

Strategi Enam Topi Berpikir pada dasarnya akan mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi. Musuh terbesar dari pemikiran adalah kompleksitas atau sering juga disebut kerumitan, karena hal itu menyebabkan kebingungan. Jika pemikiran jelas dan sederhana, hal ini menjadi lebih bisa dinikmati dan lebih efektif.

 

Referensi

[1] de Bono, Edward, Six Thinking Hats, MICA Management Resources, Inc., USA, 1999.

[2] Fahmi, Irham, Manajemen – Teori, Kasus, dan Solusi, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014.

[3] Project Management Institute, A Guide to the Project Management Body of Knowledge 7th Edition, Project Management Institute, Inc. Pennsylvania, 2021.

 

 

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Dani Pradana
Dani Pradana
Senior Project Manager, Senior Lecturer. Alumni of Universitas Indonesia and Institut Teknologi Bandung
Facebook Comment

Terbaru

Rekomendasi